PENGERTIAN KELAS SOSIAL
Kelas sosial adalah serangkaian konsep dalam ilmu-ilmu
sosial dan teori politik berpusat pada model stratifikasi sosial di mana
seseorang dikelompokkan ke dalam seperangkat kategori sosial hirarkis.Kelas
adalah obyek penting dari analisis untuk sosiolog, ilmuwan politik, antropolog
dan sejarawan sosial. Namun, tidak ada konsensus mengenai definisi terbaik dari
“kelas” panjang, dan istilah memiliki makna kontekstual yang berbeda.
Dalam bahasa umum, “kelas sosial”, merupakan istilah yang
biasanya identik dengan “kelas sosial-ekonomi,” didefinisikan sebagai: “orang
yang memiliki status sosial, ekonomi, atau pendidikan yang sama,” misalnya,
“kelas pekerja”; “bermunculan profesional kelas
Kelas sosial terbagi menjadi kelas atas, kelas menengah dan
kelas bawah. Pada prinsipnya, jika setiap atribut manusia diciptakan dalam
suatu masyarakat dapat dibagi menjadi kelas-kelas sosial yang berbeda maka
kelas sosial tersebut dapat dibagi berdasarkan pekerjaan, pendidikan,
pendapatan, pengaruh politik, asal negara, jenis kelamin.
Pengertian kelas sejalan dengan pengertian lapisan tanpa
harus membedakan dasar pelapisan masyarakat tersebut. Kelas Sosial atau
Golongan sosial mempunyai arti yang relatif lebih banyak dipakai untuk
menunjukkan lapisan sosial yang didasarkan atas kriteria ekonomi. Jadi,
definisi Kelas Sosial atau Golongan Sosial ialah: Sekelompok manusia yang
menempati lapisan sosial berdasarkan kriteria ekonomi.
Klasifikasi Kelas Sosial Pembagian Kelas Sosial terdiri
atas 3 bagian yaitu:
A. Berdasarkan Status Ekonomi.
1. Aristoteles membagi masyarakat secara ekonomi menjadi
kelas atau golongan:
• Golongan sangat kaya
• Golongan kaya
• Golongan miskin.
Aristoteles menggambarkan ketiga kelas tersebut seperti
piramida:
Golongan pertama : merupakan kelompok terkecil dalam
masyarakat. Mereka terdiri dari pengusaha, tuan tanah dan bangsawan.
Golongan kedua : merupakan golongan yang cukup banyak
terdapat di dalam masyarakat. Mereka terdiri dari para pedagang, dsbnya.
Golongan ketiga : merupakan golongan terbanyak dalam masyarakat.
Mereka kebanyakan rakyat biasa.
2. Karl Marx juga membagi masyarakat menjadi tiga golongan,
yakni:
Ø Golongan kapitalis atau borjuis : adalah mereka yang
menguasai tanah dan alat produksi.
Ø Golongan menengah : terdiri dari para pegawai pemerintah.
Ø Golongan proletar : adalah mereka yang tidak memiliki
tanah dan alat produksi. Termasuk didalamnya adalah kaum buruh atau pekerja
pabrik.
Menurut Karl Marx golongan menengah cenderung dimasukkan ke
golongan kapatalis karena dalam kenyataannya golongan ini adalah pembela setia
kaum kapitalis. Dengan demikian, dalam kenyataannya hanya terdapat dua golongan
masyarakat, yakni golongan kapitalis atau borjuis dan golongan proletar.
3. Pada masyarakat Amerika Serikat, pelapisan masyarakat
dibagi menjadi enam kelas yakni:
ü Kelas sosial atas lapisan atas ( Upper-upper class)
ü Kelas sosial atas lapisan bawah ( Lower-upper class)
ü Kelas sosial menengah lapisan atas ( Upper-middle class)
ü Kelas sosial menengah lapisan bawah ( Lower-middle class)
ü Kelas sosial bawah lapisan atas ( Upper lower class)
ü Kelas sosial lapisan sosial bawah-lapisan bawah (
Lower-lower class)
Kelas sosial pertama : keluarga-keluarga yang telah lama
kaya.
Kelas sosial kedua : belum lama menjadi kaya
Kelas sosial ketiga : pengusaha, kaum professional Kelas
sosial
keempat : pegawai pemerintah, kaum semi profesional,
supervisor, pengrajin terkemuka
Kelas sosial kelima : pekerja tetap (golongan pekerja)
Kelas sosial keenam : para pekerja tidak tetap, pengangguran,
buruh musiman, orang bergantung pada tunjangan.
4. Dalam masyarakat Eropa dikenal 4 kelas, yakni:
§ Kelas puncak (top class)
§ Kelas menengah berpendidikan (academic middle class) Kelas
menengah ekonomi (economic middle class)
§ Kelas pekerja (workmen dan Formensclass)
§ Kelas bawah (underdog class)
B. Berdasarkan Status Sosial
Kelas sosial timbul karena adanya perbedaan dalam
penghormatan dan status sosialnya. Misalnya, seorang anggota masyarakat
dipandang terhormat karena memiliki status sosial yang tinggi, dan seorang
anggota masyarakat dipandang rendah karena memiliki status sosial yang rendah.
Contoh : Pada masyarakat Bali, masyarakatnya dibagi dalam empat kasta, yakni
Brahmana, Satria, Waisya dan Sudra. Ketiga kasta pertama disebut Triwangsa.
Kasta keempat disebut Jaba. Sebagai tanda pengenalannya dapat kita temukan dari
gelar seseorang. Gelar Ida Bagus dipakai oleh kasta Brahmana, gelar cokorda,
Dewa, Ngakan dipakai oleh kasta Satria. Gelar Bagus, I Gusti dan Gusti dipakai
oleh kasta Waisya, sedangkan gelar Pande, Khon, Pasek dipakai oleh kasta Sudra.
C. Berdasarkan Status Politik Secara politik
kelas sosial didasarkan pada wewenang dan kekuasaan.
Seseorang yang mempunyai wewenang atau kuasa umumnya berada dilapisan tinggi,
sedangkan yang tidak punya wewenang berada dilapisan bawah. Kelompok kelas
sosial atas antara lain: – pejabat eksekutif, tingkat pusat maupun desa. –
pejabat legislatif, dan – pejabat yudikatif. Pembagian kelas-kelas sosial dapat
kita lihat dengan jelas pada hirarki militer.
§ Kelas Sosial Atas (perwira) Dari pangkat Kapten hingga
Jendral
§ Kelas sosial menengah (Bintara) Dari pangkat Sersan dua
hingga Sersan mayor
§ Kelas sosial bawah (Tamtama) Dari pangkat Prajurit hingga
Kopral kepala
PENGERTIAN STATUS SOSIAL
Status sosial adalah sekumpulan hak dan kewajian yang
dimiliki seseorang dalam masyarakatnya (menurut Ralph Linton). Orang yang
memiliki status sosial yang tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur
masyarakat dibandingkan dengan orang yang status sosialnya rendah.
Status sosial sering pula disebut sebagai kedudukan atau
posisi, peringkat seseorang dalam kelompok masyarakatnya. Pada semua sistem
sosial, tentu terdapat berbagai macam kedudukan atau status, seperti anak,
isteri, suami, ketua RW, ketua RT, Camat, Lurah, Kepala Sekolah, Guru dsbnya.
Dalam teori sosiologi, unsur-unsur dalam sistem pelapisan masyarakat adalah
kedudukan (status) dan peranan ( role). Kedua unsur ini merupakan unsur baku
dalam pelapisan masyarakat. Kedudukan dan peranan seseorang atau kelompok
memiliki arti penting dalam suatu sistem sosial.
SISTEM SOSIAL
Sistem sosial adalah pola-pola yang mengatur hubungan
timbal balik dan tingkah laku individu-individu dalam masyarakat dan hubungan
antara individu dan masyarakatnya. Status atau kedudukan adalah posisi
seseorang dalam suatu kelompok sosial atau kelompok masyarakat.
Cara-cara memperoleh status atau kedudukan adalah sbb:
1. Ascribed Status adalah keuddukan yang diperoleh secara
otomatis tanpa usaha. Status ini sudah diperoleh sejak lahir. Contoh: Jenis
kelamin, gelar kebangsawanan, keturunan, dsb.
2. Achieved Status adalah kedudukan yang diperoleh
seseorang dengan disengaja. Contoh: kedudukan yang diperoleh melalui pendidikan
guru, dokter, insinyur, gubernur, camat, ketua OSIS dsb
3. Assigned Status merupakan kombinasi dari perolehan
status secara otomatis dan status melalui usaha. Status ini diperolah melalui
penghargaan atau pemberian dari pihak lain, atas jasa perjuangan sesuatu untuk
kepentingan atau kebutuhan masyarakat. Contoh: gelar kepahlawanan, gelar
pelajar teladan, penganugerahan Kalpataru dsb.
Akibat Adanya Status Sosial Kadangkala seseorang/individu
dalam masyarakat memiliki dua atau lebih status yang disandangnya secara
bersamaan. Apabila status-status yang dimilikinya tersebut berlawanan akan
terjadi benturan atau pertentangan. Hal itulah yang menyebabkan timbul apa yang
dinamakan Konflik Status. Jadi akibat yang ditimbulkan dari status sosial
seseorang adalah timbulnya konflik status.
Macam-macam Konflik Status:
1. Konflik Status bersifat Individual: Konflik status yang
dirasakan seseorang dalam batinnya sendiri. Contoh: – Seorang wanita harus
memilih sebagai wanita karier atau ibu rumah tangga – Seorang anak harus
memilih meneruskan kuliah atau bekerja.
2. Konflik Status Antar Individu: Konflik status yang
terjadi antara individu yang satu dengan individu yang lain, karena status yang
dimilikinya. Contoh: – perebutan warisan antara dua anak dalam keluarga – Tono
beramtem dengan Tomi gara-gara sepeda motor yang dipinjamnya dari kakak mereka.
3. Konflik Status Antar Kelompok: Konflik kedudukan atau
status yang terjadi antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain.
Contoh: Peraturan yang dikeluarkan satu departemen bertentangan dengan
peraturan departemen yang lain. DPU (Dinas Pekerjaan Umum) yang punya tanggung
jawab terhadap jalan-jalan raya, kadang terjadi konflik dengan PLN (Perusahaan
LIstrik Negara) yang melubangi jalan ketika membuat jaringan listrik baru. Pada
waktu membuat jaringan baru tersebut, kadangkala pula berkonflik dengan TELKOM
karena merusak jaringan telpon dan dengan PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum)
karena membocorkan pipa air.
4. Instansi tersebut akan saling berbenturan dalam
melaksanakan statusnya masing-masing. Pengertian Peranan Sosial
§ Peranan merupakan aspek dinamis dari suatu status
(kedudukan). Apabila seseorang melaksanakan hak-hak dan kewajibannya sesuai
dengan status yang dimilikinya, maka ia telah menjalankan peranannya. Peranan
adalah tingkah laku yang diharapkan dari orang yang memiliki kedudukan atau
status. Antara kedudukan dan peranan tidak dapat dipisahkan. Tidak ada peranan
tanpa kedudukan. Kedudukan tidak berfungsi tanpa peranan
Contoh: Dalam rumah tangga, tidak ada peranan Ayah jika
seorang suami tidak mempunyai anak. – Seseorang tidak bisa memberikan surat
Tilang (bukti pelanggaran) kalau dia bukan polisi. Peranan merupakan hal yang
sangat penting bagi seseorang, karena dengan peranan yang dimilikinya ia akan
dapat mengatur perilaku dirinya dan orang lain. Seseorang dapat memainkan
beberapa peranan sekaligus pada saat yang sama, seperti seorang wanita dapat
mempunyai peranan sebagai isteri, ibu, karyawan kantor sekaligus (lihat gambar
2).
a. Konflik peranan timbul ketika seseorang harus memilih
salah satu diantara peranannya misalnya sebagai ibu atau sebagai karyawan
kantor.
b. Konflik Peranan Konflik peranan timbul apabila seseorang
harus memilih peranan dari dua atau lebih status yang dimilikinya. Pada umumnya
konflik peranan timbul ketika seseorang dalam keadaan tertekan, karena merasa
dirinya tidak sesuai atau kurang mampu melaksakan peranan yang diberikan
masyarakat kepadanya. Akibatnya, ia tidak melaksanakan peranannya dengan
ideal/sempurna. Contoh: Ibu Tati sebagai seorang ibu dan guru di suatu sekolah.
Ketika puterinya sakit, ia harus memilih untuk masuk mengajar atau mengantarkan
anaknya ke dokter. Pada saat ia memutuskan membawa anaknya ke dokter, dalam
dirinya terjadi konflik karena pada saat yang sama dia harus berperanan sebagai
guru mengajar dikelas.
Fungsi Peranan Sosial Peranan memiliki beberapa fungsi bagi
individu maupun orang lain. Fungsi tersebut antara lain:
Ø Peranan yang dimainkan seseorang dapat mempertahankan
kelangsungan struktur masyarakat, seperti peran sebagai ayah atau ibu.
Ø Peranan yang dimainkan seseorang dapat pula digunakan
untuk membantu mereka yang tidak mampu dalam masyarakat. Tindakan individu
tersebut memerlukan pengorbanan, seperti peran dokter, perawat, pekerja sosial,
dsb.
Ø Peranan yang dimainkan seseorang juga merupakan sarana aktualisasi
diri, seperti seorang lelaki sebagai suami/bapak, seorang wanita sebagai
isteri/ ibu, seorang seniman dengan karyanya, dsb.
Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2308738-pengertian-kelas-sosial/#ixzz2HEOthNiL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar