Halaman

Kamis, 29 November 2012

Apa yang kita inginkan dalam hidup ini ?



Apa yang kita inginkan dalam hidup ini?

Tanyakan pertanyaan itu kepada diri anda. Tanyakan secara terus menerus, sampai anda mendapatkan jawabannya. Berusalah untuk bersikap jujur dengan diri anda. Jangan meremehkan keinginan anda. Anda berhak untuk memiliki keinginan apapun. Keinginan sebesar apa pun akan dapat terwujud jika anda percaya dan yakin terhadap diri anda sendiri.

    Keberhasilan adalah hal yang kita inginkan. Berhasil bisa diartikan juga dapat mewujudkan apa yang kita inginkan dalam hidup ini, misalnya mewujudkan impian kita. Mewujudkan artinya juga bisa mencapai, dan mencapai sesuatu yang berarti dalam hidup kita dapat dikatakan dengan istilah “sukses”. Ya, banyak istilah yang berkembang. Apapun yang anda inginkan tentunya adalah hal yang baik. Sukses adalah suatu rencana yang baik.

    Sebenarnya, apapun yang terjadi, apapun yang kita dapatkan dalam hidup kita adalah hasil. Responskita terhadap hasil itu memberikan makna sukses atau gagal. Ada juga yang mengartikan setiap tindakan kita akan menghasilkan outcome/feedback. Jadi kesimpulannya, sebenarnya apa pun istilahnya, maksudnya adalah hasil.

    Cara pandang kitalah yang menentukan itu menjadi berhasil atau gagal, sukses atau tidak. Jika ada tolak ukurnya, misalnya hasilnya dibandingkan dengan hasil orang lain. Akan nampak jelas perbedaannya. Anda akan membandingkan kegagalan anda dengan keberhasilan orang lain, sehingga anda akan merasa gagal.

    Pandangan anda secara terus menerus akan menjadi presepsi yang kuat dn seterusnya dapat menjadi kepercayaaan (belief system). Kalau hasilnya cenderung negatif, dan anda merasa gagal, memang anda gagal dan anda menjadi percaya bahwa anda gagal. Hal ini akan menjadi belief system anda. Celakanya anda akan benar-benar gagal dalam realitanya. Jadi, berhati-hatilah memberi makna terhadap suatu hasil yang telah kita capai.

    Berusahalah menjadi netral. Setidaknya anda telah berhasil mendapatkan hasil dari usaha anda. Apakah itu sudah sesuai atau belum dengan keinginan anda, yang terpentig adalah bagimana anda memberikan magna terhadap hasil yang telah anda capai? Kalau magnanya positif, hasil  di kemudian hari akan menjadi lebih baik. Begitu pula sebaliknya, pilihlah magna yang positif saja.

    Semoga anda paham dengan apa yang saya maksud. Berhentilah untuk memberi magna atau menilai negatif, amatilah saja prosesnya. Yang saya maksud adalah, ya sudahlah apa yang telah terjadi, biarlah anda hanya fokus pada apa yang anda kerjakan berddarkan apa yang telah anda rencanakan saja. Jika rencana itu belum dapat terlaksana atau belum tecapai, yang harus anda lakukan adalah melihat ke dalam diri anda, apakah anda yang tidak beres dengan sikap dan tindakan anda. Lakukan evaluasi dan buat strategi untuk melakukan lagi dengan lebih baik atau lebih benar.

    Usahakan untuk selalu berpikir dan bertanya, “apa yang seharusnya saya lakukan untuk bisa mencapai tujuan saya?”  melihatlah ke dalam, tanyakan kepada diri anda, dan bukan menyalahkan keadaan atau orang lain. Lihatlah semua kemungkinan positif yang dapat terjadi. Berpikirlah secara jernih.

    Namun itu semua haruslah berawal dari cara pandang yang benar pula. Jika sejak awal cara pandang kita sudah benar, maksud saya mindset kita sudah benar tentang apa itu arti sukses dan kita tahu apa yang kita inginkan, rencana dan kerjanya seharusnya juga akan mengikuti sesuai dengan apa yang telah kita tentukan sebelumnya.

    Dalam hal ini mindset sangat berpengaruh terhadap keberhasilan seseorang. Mindset adalah pola pikir yang menentukan cara pandang atau presepsi kita terhadap sesuatu. Isi mindset kita adalah segala sesuatu yang kita pikirkan, kita percaya, kita pegang teguh dalam hidup kita, dan menjadi landasan dalam hidup kita.

    Intinya semua berawal dari pikiran kita sendiri, karena pikiran itu pelopor. Pikiran mampu mewujudkan apa yang kita inginkan. Dan sebaliknya, pikiran dapat membuat kita menderita dalam hidup ini.  Jadi gunakanlah pikiran anda untuk mencapai keberhasilan yang anda inginkan. Anda ingin sukses? Anda ingin berhasil? Anda ingin bahagia? Anda ingin sejahtera? Anda ingin kaya atau apapun keinginan anda, tentunya harus ditentukan dari sekarang. Mulailah dengan memiliki keinginan.

    Sudah pasti setiap orang ingin sukses. Seharusnya demikian. Namun, ada juga yang tidak sadar bahwa sebagian dari diri kita tidak menghendaki dirinya untuk sukses. Sukses berawal dari pikiran, ada di antara kita yang pikirannya diblok oleh sesuatu, sehingga secara sadar atau tidak sadar dia tidak mengganggap dirinya pantas untuk sukses. Inilah yang biasa disebut dengan mental block atau negative belief system.

    Kita akan membahasnya pada bagian lainnya. Sekarang, apa yang dimaksud dengan sukses? Apakah setiap orang bisa sukses? Apakah setiap orang berhak untuk sukses? Dan tentunya tanyakan kepada diri anda sendiri, “ Apakah saya pantas menjadi orang sukses?”

    Temuakan jawabannya pada pembahasan selanjutnya.

Saldo Minimal Bank



Hemat pangkal kaya. Itulah semboyan/asumsi  yang sering terdengar ketika kita ingin menabung di bank.  Bank merupakan suatu lembaga yang berfungsi sebagai tempat penyimpan uang dari masyarakat dan dikelola secara tepat, guna memperoleh keuntungan. Pengertian ini adalah sebagian kecil pengertian yang ada dari berbagai macam asumsi yang timbul oleh setiap individu. Berbicara tentang bank ada beberapa instrumen atau elemen yang tidak bisa dilepaskan atau dihindari, yaitu suku bunga, deposit, charge (atau biaya) dll. Disini saya tidak akan membahas mengenai apa itu suku bunga, bagaimana penerapan suku bunga, mengapa ada charge atau biaya dalam bertransaksi dll. Tapi, saya akan membagikan beberapa pengalaman nyata yang pernah saya alami ketika hendak bertransaksi di bank. Awal pertama kali saya memiliki tabungan di bank itu ketika saya masih duduk di kelas XI. Waktu itu saya sempat mendapat rekomendasi dari wali kelas saya untuk diikutkan dalam beasiswa. Dan akhirnya saya menjadi salah satu penerima beasiswa tersebut.  Karena berawal dari memiliki tabungan, akhirnya saya termotivasi untuk terus menabung walaupun nominal yang saya tabung itu tidak terlalu besar, tapi bila secara rutin di tabung pasti akan berguna di masa depan nanti. Seiring dengan berjalannya waktu sedikit demi sedikit uang dalam tabungan saya mulai berkurang. Dan pada suatu hari sisa saldo dalam ATM (Anjungan Tunai Mandiri) saya adalah Rp.120.000. kebetulan hari itu saya membutuhkan uang sejumlah Rp.100.000. karena mengingat saldo saya masih tersisa Rp.100.000 lebih. Lalu, saya pergi ke ATM terdekat untuk Mengambil uang uang. Setibanya di ATM banyak orang yang hendak mengambil uang juga, akhirnya saya pun ikut mengantri. Kira-kira 30 menit berlalu tiba giliran saya. Akhirnya, saya masuk ke dalam ATM lalu Memasukkan kartu, Pin, dan nilai Nominal yang saya butuhkan (Rp.100.000). lalu transaksi saya di proses. Mungkin karena sinyal atau hal lain pemrosesan mesin ATM itu berlangsung sekitar 10 menit. Saya pun agak sedikit cemas, saya berpikir mungkin kartu ATM saya tertelan oleh Mesin ATMnya. Akhirnya, saya memanggil petugas banknya untuk bisa membantu saya. Secara spontan dia menjawab “maaf mas, emang dari kemarin sinyal agak sedikit error. Jadi tunggu aja. Memang agak sedikit lama”. Saya pun lega mendengarnya. 5 menit dari berlangsungnya percakapan tadi. Tampak tulisan yang tertera di mesin ATM bahwa “ Maaf saldo anda tidak Mencukupi untuk melakukan transaksi”. Lalu saya pun membatalkan transaksi lalu pergi mencari Kantor cabang terdekat dan menanyakan hal tersebut. Setibanya di bank tersebut dan mendengar penjelasan dari bagian informasi bank tersebut. Ternyata saldo minimal yang harus ada dalam tabungan itu adalah sebesar Rp.100.000. jadi jika anda memiliki saldo sebesar Rp.120.000 dan anda ingin menarik uang tunai dengan kelipatan Rp.100.000 maka saldo anda tidak mencukupi, karena saldo minimal berjumlah Rp.100.000 kecuali anda memiliki Saldo Rp.150.000 atau lebih. Ketika mendengar penjelasan tersebut saya pun kecewa kesal akan hat tersebut. Karena bagi saya pada masa –masa itu uang dengan nominal Rp.100,000 itu cukup besar apalagi dengan adanya kebutuhan yang mendesak. Akhirnya beberapa waktu kemudian sayapun membuka tabungan di bank lain dengan mencari bank yang saldo minimal lebih kecil dari Rp.100.000. akhirnya saya menemukan bank tersebut. Bank tersebut adalah Bank xxx (untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, maka nama bank tidak disebutkan). Dan saya pun beralih tabungan dari Bank XYZ ke bank XXX.
 Mungkin itu adalah sebagian besar pengalaman yang saya miliki ketika hendak bertransaksi di bank. Adapun hal yang bisa kita pelajari dari pengalaman ini ialah :



  1. Kenali dengan baik bank sebelum anda hendak membuka tabungan di bank tersebut  Cari informasi
  2. seputar bank-bank tersebut. Bagaimana tingkat suku bunganya, biaya admin, saldo minimal dll
  3.   Jangan segan untuk bertanya kepada petugas bank akan informasi yang anda kurang mengerti akan hal-hal yang berhubungan dengan transaksi di bank

Saya rasa inilah yang bisa saya bagikan kepada anda semua. Saya berharap dengan adanya tulisan ini bisa menambah sebagian kecil pengetahuan anda agar ketika anda ingin melakukan transaksi dibank anda telah mengetahui batasan-batasan yang berkaitan dengan aturan bank. Jika ada salah dalam penempatan nama, tempat, susunan atau hal yang kurang jelas mohon dimaafkan.  Tetap Setia dalam menabung.

“segemgam pasir bisa menjadi gunung yang besar bila kita dengan setia mengumpulkan pasir tersebut sedikit demi sedikit”

Senin, 19 November 2012

Arti Sukses dan Cara Membangun Motivasi Diri

Perjalanan 50 tahun hidup yang sudah saya jalani menyimpulkan bahwa sukses itu tidak selalu berarti mendapat piala atau pujian, meski tak ada salahnya jika kita mendapatkan keduanya. Hanya saja itu semua bukan kriteria dari sukses itu sendiri. Karenanya tak jarang orang kemudian sulit menemukan kesuksesan-kesukses an yang pernah diraihnya.
Secara sederhana sukses adalah bagaimana kita keluar dari comfort zone kita dan mencoba menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dengan definisi ini Anda akan melihat begitu banyak kesuksesan yang bisa Anda lihat pada diri Anda. Kalau kemarin Anda baru bisa membantu satu orang, hari ini Anda bisa membantu dua dan besok Anda bisa membantu lebih banyak lagi, maka anda sukses. Dengan perasaan yang positif mengenai kesuksesan yang pernah Anda raih, maka Anda akan merasa semakin sukses dan semakin percaya diri dengan cita-cita, visi dan misi hidup Anda.
Saya sangat tidak setuju dengan ungkapan, “Biarlah kita sekarang susah, asal nanti kita sukses“. Ini jelas enggak pernah bakal sukses. Saya bertanya, dimana anak tangganya? Bukankah untuk meraih kesuksesan besar harus diawali dengan kesuksesan kecil dan sedang?. Ada pepatah yang mengatakan, “Sukses akan melahirkan sukses yang lain.” Nah dari pepatah ini dapat diambil pelajaran, apabila kita semakin mudah untuk melihat kesuksesan kita dari hal-hal yang kecil, maka mudah bagi kita untuk mengumpulkan, mengakumulasikan dan melangkah mencapai sukses yang lebih besar. Percaya dech, dengan sukses kecil-kecil itu, cepat atau lambat sukses yang lebih besar akan menjemput Anda.
Penjelasan Anda mengingatkan saya akan nasehat Sufi Besar, yang mengatakan, “Tanamkanlah ujudmu dalam bumi yang sunyi sepi, karena sesuatu yang tumbuh dari benda yang belum ditanam, tidak sempurna hasilnya.” Sehingga ada pertanyaan, bagaimana memupuk rasa rendah hati dalam diri kita ?
O, ya ? Beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk memupuk kerendahan hati diantaranya adalah dengan menyadari kembali bahwa seluruh yang kita punyai adalah anugerah-Nya, berkah-Nya atau rahmat-Nya. Karenanya katakan pada diri sendiri, “Aku masih ingin belajar”, “Aku masih ingin mendapatkan input dari sekelilingku” , “Aku masih ingin mendapatkan pengetahuan- pengetahuan dari mana saja agar dapat lebih baik”.
“Aku masih ingin belajar”, “Aku masih ingin mendapatkan input dari sekelilingku” , “Aku masih ingin mendapatkan pengetahuan- pengetahuan dari mana saja agar dapat lebih baik”. Jika ditilik dari kehidupan kita, umat Islam, nampaknya metode memupuk kerendahan hati yang Anda sampaikan masih menjadi problem besar tersendiri ya ?
Persis seperti yang saya perhatikan selama ini. Saudara-saudara kita sesama muslim masih terlalu asyik dengan dunianya sendiri dan bergaul hanya pada lingkungannya sendiri. Malah yang lebih memprihatikan, dengan sesama muslim kalau ngundang pembicara dia tanya dulu, “Orang itu madzhabnya apa ?.” Dia tidak akan menerima orang yang tidak satu madzhab, satu aliran, dengannya. Padahal dinegara-negara maju sudah menjadi pemandangan yang biasa orang-orang Yahudi mengundang pembicara Islam, Hindu atau Kristiani, atau sebaliknya.
Mereka sudah mantap dengan iman mereka sehingga mereka tidak khawatir dengan pembicara yang datang dari luar komunitas mereka. Mereka sangat yakin, bahwa dengan cara demikian (menghadirkan pembicara “orang luar”), mereka dapat memperkaya wacana dan kehangatan batin. Kita, atau persisnya sebagian umat Islam, lupa bahwa salah satu cara mensyukuri perbedaan ditunjukkan bukan pada lisan akan tetapi dengan mendengarkan pendapat orang lain yang beda keyakinan agamanya.




















disadur dari :
http://mymoen.wordpress.com/2010/02/21/arti-sukses-dan-cara-membangun-motivasi-diri-versi-mario-teguh/