Halaman

Sabtu, 19 Oktober 2013

Pemerataan Kesejahteraan Rakyat Melalui Kredit Usaha Mikro

Berawal dari kriris moneter yang terjadi pada tahun 1998. Bangsa Indonesia benar-benar merasakan gejolak ekonomi yang sangat dahsyat dari sektor ekonomi. Banyaknya perusahaan-perusahaan yang gulung tikar alias bangrut. Membuat perekonomian Indonesia benar-benar terpuruk. Bahkan sampai membuat pemerintah bingung dalam menyelesaikan masalah tersebut. Bahkan, banyak bank-bank dan lembaga-lembaga keuangan lainnya seperti yang melayani simpan pinjam bangkrut dan tidak bisa mengembalikan seluruh uang-uang yang di tabung oleh masyarakat secara keseluruhan. Akibat dari krisis moneter itu sebagian besar masyarakat menarik semua uangnya dari bank karena takut akan kehilangan uangnya. Sehingga, banyak bank mengalami kesulitan dalam likuiditasnya.
Sebagai introspeksi, harus kita akui bahwa krisis di Indonesia benar-benar tidak terduga datangnya, seperti pencuri yang datang pada malam hari. Sama sekali tidak terprediksi sebelumnya. Seperti yang dikatakan oleh Furman dan Stiglitz (1998) bahwa diantara 34 negara bermasalah  yang diambil sebagi percontohan (sample) penelitiannya, Indonesia adalah Negara yang paling tidak diperkirakan akan terkena krisis bila dibandingkan dengan Negara-negara lain dalam percontohan tersebut. Ketika Negara tetangga kita yaitu Thailand menunjukkan gejala krisis, pada umumnya orang-orang akan percaya bahwa Indonesia tidak akan bernasib sama. Indonesia  dipercaya memiliki fundamental ekonomi yang cukup kuat untuk menahan dampak eksternal akibat kejatuhan ekonomi Thailand.
Ada beberapa penyebab yang mengakibatkan krisis ekonomi tahun 1997-1998 di Indonesia. Pertama, stok hutang luar negeri swasta yang sangat besar dan umumnya berjangka pendek, telah menciptakan kondisi bagi “ketidakstabilan”. Hal ini diperburuk oleh rasa percaya diri yang berlebihan, bahkan cenderung mengabaikan, dari para menteri dibidang ekonomi maupun masyarakat perbankan sendiri menghadapi besarnya serta persyaratan hutang swasta tersebut. Kedua, banyaknya kelemahan dalam sistem perbankan di Indonesia. Dengan kelemahan sistemik perbankan tersebut, masalah hutang swasta eksternal langsung beralih menjadi masalah perbankan dalam negeri. Ketiga, sejalan dengan makin tidak jelasnya arah perubahan politik, maka isu tentang pemerintah otomatis berkembang menjadi persoalan ekonomi pula. Keempat, perkembangan situasi politik telah makin menghangat akibat krisis ekonomi, dan pada gilirannya memperbesar dampak krisis ekonomi itu sendiri. Walaupun persoalan perbankan dan hutang swasta menjadi penyebab dari krisis ekonomi. Namun, faktor ketiga dan keempat merupakan penyebab lambatnya pemulihan krisis di Indonesia. Pemulihan ekonomi yang luar biasa atau yang di idam-idamkan bahkan tidak mungkin bisa tercapai, tanpa pemulihan kepercayaan pasar dan kepercayaan pasar tidak mungkin akan bisa pulih tanpa adanya stabilitas politik yang baik dan adanya pemerintahan yang terpercaya.
Dengan histori yang telah terjadi di bangsa Indonesia ini. Diharapkan histori ini bisa menjadi suatu cerminan bagi setiap kita khususnya bagi sektor pemerintah dan swasta. Agar lebih berhati-hati dan lebih bijaksana dalam melangkah serta mengambil keputusan. Dengan tidak didasari oleh keinginan individu seseorang.
Mungkin sebagian besar orang menganggap bahwa tingkat kesejahteraan di Indonesia  sudah merata atau sudah cukup mapan. Tapi mungkin ada juga yang sependapat dengan saya bahwa tingkat sejahteraan di Indonesia belum sepenuhnya merata. Bahkan jauh dibawah setengah dari kata merata tersebut.
Kenapa saya beranggapan demikian. Karena, hal ini bisa dilihat dari kondisi fisik dan gambaran pola hidup masyarakat Indonesia. Serta banyaknya problema yang dihadapi oleh Negara Indonesia kita ini. Salah satunya, masih tingginya angka kemiskinan di Negara Indonesia kita ini, masih rendahnya tingkat pendidikan yang dikenyam oleh bangsa Indonesia ini. Khususnya di daerah-daerah pelosok tanah air, masih banyaknya pengangguran yang tidak tertampung dan lain sebagainya. Hal inilah yang masih menjadi momok besar bagi bangsa Indonesia untuk maju dan melangkah serta bisa bersaing dengan Negara lain.
Tentulah hal ini bukanlah menjadi suatu tugas dan tanggungjawab bagi sektor pemerintah atau sektor swasta saja. Tapi, ini juga merupakan suatu tugas dan tanggung jawab bagi setiap masyarakat Indonesia khususnya anda dan saya. Ibarat sebuah kapal yang di kemudikan oleh Nahkoda atau Jurumudinya. Sampai tidaknya kapal tersebut ke tujuan akhirnya tergantung dari Nahkoda atau jurumudi kapal tersebut. Artinya yang mengendalikan arah kemana kapal ini akan dibawah ialah bergantung pada jurumudinya. Sama halnya dengan bangsa Indonesia ini. Bangsa Indonesia bisa di bawa sampai pada tujuan akhirnya untuk mencapai cita-cita yang di idam-idamkan tergantung pada masyarakat dan pemerintah serta sektor swasta yang ada didalamnya.
Tentunya kita semua ingin dan mendambakan kondisi ekonomi yang di idam-idamkan. Seperti, terpenuhinya semua kebutuhan ekonomi kita, apa yang kita butuhkan bisa diperoleh dengan mudah tanpa harus bersusah payah dan lain sebainya.  Tapi, pada kenyataannya semua itu belum sepenuhnya bisa dinikmati oleh masyarakat Indonesia. Kenapa demikian? Jangankan untuk memenuhi semua kebutuhan, pekerjaan saja tidak punya. Hal inilah yang masih banyak di hadapi oleh sebagian besar orang Indonesia.
kita jangan sepenuhnya pasrah dengan keadaan kita yang sekarang ini. Mungkin kita tidak mempunyai cukup uang untuk memenuhi kebutuhan kita sendiri, atau kita berasal dari keluarga miskin atau kita benar-benar sama sekali terlahir dengan tidak mempunyai apa-apa. Sekarang ubahlah pola pikir dan paradigma kita. Tidak ada yang mustahil bila kita tetap berusaha dan kerja keras dalam menekuni suatu hal.
Telah lama kita mendengar dan mengetahui bahwa pemerintah sekarang telah memfokuskan pembenahan ekonomi dari sektor Kredit Usaha Rakyat atau yang biasa kita kenal dengan KUR. Pemerintah-pemerintah pusat dan khususnya pemerintah-pemerintah daerah telah mengembangkan KUR ini di berbagai pelosok tanah air. Kenapa demikian? Pertama, jika semua masyarakat Indonesia bergantung dengan lapangan kerja yang disediakan oleh pemerintah maka hal ini akan menciptakan suatu pengangguran yang luar bisa banyaknya sehingga mengakibatkan meningkatnya angka kemiskinan. Kedua, masyarakat Indonesia di ajar untuk membuka atau menciptakan lapangan kerja yang baru. agar sumber daya manusia yang ada di Indonesia bisa di serap secara efektif dan efisien. Oleh sebab itu jika kita mempergunakan KUR ini  sebagai jembatan untuk menghubungkan sistem satu dengan sistem lain maka akan tercipta yang namanya suatu keseimbangan atau Balance.
Dewasa ini banyak lembaga-lembaga keuangan seperti bank yang menawarkan produk pinjaman kepada siapa saja guna untuk mengembangkan usaha rakyat. Hal ini merupakan suatu langkah yang baik dalam membangun dan menciptakan suatu pemerataan kesejahteraan di berbagai daerah.
Salah satu Bank yang mengembangkan dan berfokus pada usaha mikro menengah ialah Bank Rakyat Indonesia atau yang biasa kita kenal BRI. Bank ini berfokus pada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat. Dan terbukti dengan fokus terhadap usaha mikro atau kredit usaha rakyat  maka pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan yang signifikan.
Untuk itu masyarakat dituntut untuk lebih berpikir kreatif lagi dalam meningkatkan kesejahteraan baik bagi dirinya sendiri maupun bagi bangsa Indonesia. Masyarakat harus lebih bisa menciptakan suatu terobosan baru dalam dunia usaha atau menjadi seorang yang berwirausaha.
Berwirausaha sebenarnya merupakan suatu jalan dalam menciptakan atau mendatangkan passive income yang tidak terbatas. Artinya tidak ada batasan pendapatan yang diterima setiap bulannya oleh para wirausahawan. Para wirausahawan bebas dalam menentukan jumlah pendapatannya. Hal ini tergantung, seberapa banyak produk yang laku terjual, apabila usaha kita berhubungan dengan perdagangan atau seberapa banyak jasa yang bisa kita jual. Hal ini tergantung dari banyak tidaknya barang atau jasa yang kita jual.
Berwirausaha tidak selalu di identikkan dengan menciptakan perusahaan yang besar, go public, tenar, punya relasi dimana-mana atau memiliki gedung yang bertingkat dan megah. Berwirausaha dilihat bukan dari bentuk fisiknya semata. Tapi, dari kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam menghasilkan suatu uang. Dengan kita berwirausaha maka kita telah menciptakan suatu lapangan kerja yang baru. Terciptanya suatu lapangan kerja yang baru akan mengurangi tingkat pengangguran yang ada disekitar daerah tempat tersebut. Mengurangnya tingkat pengangguran di suatu daerah akan menyebabkan pemulihan ekonomi secara berangsur-angsur. Pemulihan ekonomi berangsur-angsur akan menciptakan pemerataan pendapatan di suatu daerah. Pemerataan pendapatan disuatu daerah dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga di kedepannya bisa mengupgrade  bangsa Indonesia menjadi bangsa atau Negara yang maju.
Untuk mewujudkan jiwa usaha dalam diri masyarakat. Maka masyarakat harus benar-benar menyadari bahwa betapa tidak terduganya kebutuhan kita diwaktu yang akan datang. Mengingat kondisi ekonomi yang tidak bisa di prediksi kemana arah dan tujuannya. Maka masyarakat harus benar-benar menyadari bahwa bekerja disektor pemerintahan atau swasta bukanlah merupakan hal yang menjanjikan.
Negara kita Indonesia ini bisa maju dan menyelesaikan segala problema dan meraih cita-cita yang diidamkan. Apabila dilakukan pembenahan di sektor usaha mikro, kecil dan menengah.  Karena sektor  usaha ini merupakan ujung tombak perekonomian  suatu Negara. Negara yang maju adalah Negara yang selalu memikirkan dan memfokuskan negaranya pada hal yang kecil. Hal yang kecil bila di kumpulkan sedikit demi sedikit maka lama kelamaan akan menjadi sebuah bukit yang besar.
Saya yakin dan percaya apabila sektor  usaha mikro, kecil dan menengah bisa lebih di tingkatkan maka, lambat laun. Perlahan namun pasti Indonesia akan dibawa pada peningkatan kesejahteraan ekonomi. Ekonomi suatu Negara sejahtera, maka, pemerataan pendapatan masyarakat akan benar-benar bisa tercipta dengan sendirinya. Pemerataan kesejahteraan masyarakat akan mendorong terciptanya suatu tatanan ekonomi yang cemerlang.
Mari, mulai dari sekarang dimulai dari diri kita sendiri. Untuk selalu menanamkan motivasi dalam diri kita untuk selalu memiliki sikap kewirausahaan. Dengan begitu kita akan menciptakan suatu jembatan yang bisa menghubungkan antara kita dengan bangsa Indonesia. Artinya ketika Indonesia dipenuhi dengan orang-orang yang berfokus pada dunia wirausaha. Maka, secara tidak langsung akan meningkatkan pendapatan Negara. Meningkatnya pendapatan Negara akan menciptakan suatu tatanan ekonomi yang baru.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar