Berawal dari kriris moneter yang terjadi pada tahun 1998.
Bangsa Indonesia benar-benar merasakan gejolak ekonomi yang sangat dahsyat dari
sektor ekonomi. Banyaknya perusahaan-perusahaan yang gulung tikar alias
bangrut. Membuat perekonomian Indonesia benar-benar terpuruk. Bahkan sampai
membuat pemerintah bingung dalam menyelesaikan masalah tersebut. Bahkan, banyak
bank-bank dan lembaga-lembaga keuangan lainnya seperti yang melayani simpan
pinjam bangkrut dan tidak bisa mengembalikan seluruh uang-uang yang di tabung
oleh masyarakat secara keseluruhan. Akibat dari krisis moneter itu sebagian
besar masyarakat menarik semua uangnya dari bank karena takut akan kehilangan
uangnya. Sehingga, banyak bank mengalami kesulitan dalam likuiditasnya.
Sebagai introspeksi, harus kita akui bahwa krisis di
Indonesia benar-benar tidak terduga datangnya, seperti pencuri yang datang pada
malam hari. Sama sekali tidak terprediksi sebelumnya. Seperti yang dikatakan
oleh Furman dan Stiglitz (1998) bahwa diantara 34 negara bermasalah yang diambil sebagi percontohan
(sample) penelitiannya, Indonesia adalah Negara yang paling tidak diperkirakan
akan terkena krisis bila dibandingkan dengan Negara-negara lain dalam
percontohan tersebut. Ketika Negara tetangga kita yaitu Thailand menunjukkan
gejala krisis, pada umumnya orang-orang akan percaya bahwa Indonesia tidak akan
bernasib sama. Indonesia dipercaya
memiliki fundamental ekonomi yang cukup kuat untuk menahan dampak eksternal
akibat kejatuhan ekonomi Thailand.
Ada beberapa penyebab yang mengakibatkan krisis ekonomi
tahun 1997-1998 di Indonesia. Pertama, stok hutang luar negeri swasta yang
sangat besar dan umumnya berjangka pendek, telah menciptakan kondisi bagi
“ketidakstabilan”. Hal ini diperburuk oleh rasa percaya diri yang berlebihan,
bahkan cenderung mengabaikan, dari para menteri dibidang ekonomi maupun
masyarakat perbankan sendiri menghadapi besarnya serta persyaratan hutang
swasta tersebut. Kedua, banyaknya kelemahan dalam sistem perbankan di
Indonesia. Dengan kelemahan sistemik perbankan tersebut, masalah hutang swasta
eksternal langsung beralih menjadi masalah perbankan dalam negeri. Ketiga,
sejalan dengan makin tidak jelasnya arah perubahan politik, maka isu tentang
pemerintah otomatis berkembang menjadi persoalan ekonomi pula. Keempat,
perkembangan situasi politik telah makin menghangat akibat krisis ekonomi, dan
pada gilirannya memperbesar dampak krisis ekonomi itu sendiri. Walaupun
persoalan perbankan dan hutang swasta menjadi penyebab dari krisis ekonomi.
Namun, faktor ketiga dan keempat merupakan penyebab lambatnya pemulihan krisis
di Indonesia. Pemulihan ekonomi yang luar biasa atau yang di idam-idamkan
bahkan tidak mungkin bisa tercapai, tanpa pemulihan kepercayaan pasar dan
kepercayaan pasar tidak mungkin akan bisa pulih tanpa adanya stabilitas politik
yang baik dan adanya pemerintahan yang terpercaya.
Dengan histori yang telah terjadi di bangsa Indonesia ini.
Diharapkan histori ini bisa menjadi suatu cerminan bagi setiap kita khususnya
bagi sektor pemerintah dan swasta. Agar lebih berhati-hati dan lebih bijaksana
dalam melangkah serta mengambil keputusan. Dengan tidak didasari oleh keinginan
individu seseorang.
Mungkin sebagian besar orang menganggap bahwa tingkat
kesejahteraan di Indonesia sudah
merata atau sudah cukup mapan. Tapi mungkin ada juga yang sependapat dengan
saya bahwa tingkat sejahteraan di Indonesia belum sepenuhnya merata. Bahkan
jauh dibawah setengah dari kata merata tersebut.
Kenapa saya beranggapan demikian. Karena, hal ini bisa
dilihat dari kondisi fisik dan gambaran pola hidup masyarakat Indonesia. Serta
banyaknya problema yang dihadapi oleh Negara Indonesia kita ini. Salah satunya,
masih tingginya angka kemiskinan di Negara Indonesia kita ini, masih rendahnya
tingkat pendidikan yang dikenyam oleh bangsa Indonesia ini. Khususnya di
daerah-daerah pelosok tanah air, masih banyaknya pengangguran yang tidak
tertampung dan lain sebagainya. Hal inilah yang masih menjadi momok besar bagi
bangsa Indonesia untuk maju dan melangkah serta bisa bersaing dengan Negara lain.
Tentulah hal ini bukanlah menjadi suatu tugas dan
tanggungjawab bagi sektor pemerintah atau sektor swasta saja. Tapi, ini juga
merupakan suatu tugas dan tanggung jawab bagi setiap masyarakat Indonesia
khususnya anda dan saya. Ibarat sebuah kapal yang di kemudikan oleh Nahkoda
atau Jurumudinya. Sampai tidaknya kapal tersebut ke tujuan akhirnya tergantung
dari Nahkoda atau jurumudi kapal tersebut. Artinya yang mengendalikan arah
kemana kapal ini akan dibawah ialah bergantung pada jurumudinya. Sama halnya
dengan bangsa Indonesia ini. Bangsa Indonesia bisa di bawa sampai pada tujuan
akhirnya untuk mencapai cita-cita yang di idam-idamkan tergantung pada
masyarakat dan pemerintah serta sektor swasta yang ada didalamnya.
Tentunya kita semua ingin dan mendambakan kondisi ekonomi
yang di idam-idamkan. Seperti, terpenuhinya semua kebutuhan ekonomi kita, apa
yang kita butuhkan bisa diperoleh dengan mudah tanpa harus bersusah payah dan
lain sebainya. Tapi, pada
kenyataannya semua itu belum sepenuhnya bisa dinikmati oleh masyarakat
Indonesia. Kenapa demikian? Jangankan untuk memenuhi semua kebutuhan, pekerjaan
saja tidak punya. Hal inilah yang masih banyak di hadapi oleh sebagian besar
orang Indonesia.
kita jangan sepenuhnya pasrah dengan keadaan kita yang
sekarang ini. Mungkin kita tidak mempunyai cukup uang untuk memenuhi kebutuhan
kita sendiri, atau kita berasal dari keluarga miskin atau kita benar-benar sama
sekali terlahir dengan tidak mempunyai apa-apa. Sekarang ubahlah pola pikir dan
paradigma kita. Tidak ada yang mustahil bila kita tetap berusaha dan kerja
keras dalam menekuni suatu hal.
Telah lama kita mendengar dan mengetahui bahwa pemerintah
sekarang telah memfokuskan pembenahan ekonomi dari sektor Kredit Usaha Rakyat
atau yang biasa kita kenal dengan KUR. Pemerintah-pemerintah pusat dan
khususnya pemerintah-pemerintah daerah telah mengembangkan KUR ini di berbagai
pelosok tanah air. Kenapa demikian? Pertama, jika semua masyarakat Indonesia
bergantung dengan lapangan kerja yang disediakan oleh pemerintah maka hal ini
akan menciptakan suatu pengangguran yang luar bisa banyaknya sehingga
mengakibatkan meningkatnya angka kemiskinan. Kedua, masyarakat Indonesia di
ajar untuk membuka atau menciptakan lapangan kerja yang baru. agar sumber daya
manusia yang ada di Indonesia bisa di serap secara efektif dan efisien. Oleh
sebab itu jika kita mempergunakan KUR ini sebagai jembatan untuk menghubungkan
sistem satu dengan sistem lain maka akan tercipta yang namanya suatu
keseimbangan atau Balance.
Dewasa ini banyak lembaga-lembaga keuangan seperti bank
yang menawarkan produk pinjaman kepada siapa saja guna untuk mengembangkan
usaha rakyat. Hal ini merupakan suatu langkah yang baik dalam membangun dan
menciptakan suatu pemerataan kesejahteraan di berbagai daerah.
Salah satu Bank yang mengembangkan dan berfokus pada usaha
mikro menengah ialah Bank Rakyat Indonesia atau yang biasa kita kenal BRI. Bank
ini berfokus pada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan
ekonomi masyarakat. Dan terbukti dengan fokus terhadap usaha mikro atau kredit
usaha rakyat maka
pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan yang signifikan.
Untuk itu masyarakat dituntut untuk lebih berpikir kreatif
lagi dalam meningkatkan kesejahteraan baik bagi dirinya sendiri maupun bagi
bangsa Indonesia. Masyarakat harus lebih bisa menciptakan suatu terobosan baru
dalam dunia usaha atau menjadi seorang yang berwirausaha.
Berwirausaha sebenarnya merupakan suatu jalan dalam
menciptakan atau mendatangkan passive income yang tidak terbatas. Artinya tidak
ada batasan pendapatan yang diterima setiap bulannya oleh para wirausahawan.
Para wirausahawan bebas dalam menentukan jumlah pendapatannya. Hal ini
tergantung, seberapa banyak produk yang laku terjual, apabila usaha kita
berhubungan dengan perdagangan atau seberapa banyak jasa yang bisa kita jual.
Hal ini tergantung dari banyak tidaknya barang atau jasa yang kita jual.
Berwirausaha tidak selalu di identikkan dengan menciptakan
perusahaan yang besar, go public, tenar, punya relasi dimana-mana atau memiliki
gedung yang bertingkat dan megah. Berwirausaha dilihat bukan dari bentuk
fisiknya semata. Tapi, dari kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam
menghasilkan suatu uang. Dengan kita berwirausaha maka kita telah menciptakan
suatu lapangan kerja yang baru. Terciptanya suatu lapangan kerja yang baru akan
mengurangi tingkat pengangguran yang ada disekitar daerah tempat tersebut.
Mengurangnya tingkat pengangguran di suatu daerah akan menyebabkan pemulihan
ekonomi secara berangsur-angsur. Pemulihan ekonomi berangsur-angsur akan
menciptakan pemerataan pendapatan di suatu daerah. Pemerataan pendapatan
disuatu daerah dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga di
kedepannya bisa mengupgrade bangsa
Indonesia menjadi bangsa atau Negara yang maju.
Untuk mewujudkan jiwa usaha dalam diri masyarakat. Maka
masyarakat harus benar-benar menyadari bahwa betapa tidak terduganya kebutuhan
kita diwaktu yang akan datang. Mengingat kondisi ekonomi yang tidak bisa di
prediksi kemana arah dan tujuannya. Maka masyarakat harus benar-benar menyadari
bahwa bekerja disektor pemerintahan atau swasta bukanlah merupakan hal yang
menjanjikan.
Negara kita Indonesia ini bisa maju dan menyelesaikan
segala problema dan meraih cita-cita yang diidamkan. Apabila dilakukan
pembenahan di sektor usaha mikro, kecil dan menengah. Karena sektor usaha ini merupakan ujung tombak
perekonomian suatu Negara. Negara
yang maju adalah Negara yang selalu memikirkan dan memfokuskan negaranya pada
hal yang kecil. Hal yang kecil bila di kumpulkan sedikit demi sedikit maka lama
kelamaan akan menjadi sebuah bukit yang besar.
Saya yakin dan percaya apabila sektor usaha mikro, kecil dan menengah bisa
lebih di tingkatkan maka, lambat laun. Perlahan namun pasti Indonesia akan
dibawa pada peningkatan kesejahteraan ekonomi. Ekonomi suatu Negara sejahtera,
maka, pemerataan pendapatan masyarakat akan benar-benar bisa tercipta dengan
sendirinya. Pemerataan kesejahteraan masyarakat akan mendorong terciptanya
suatu tatanan ekonomi yang cemerlang.
Mari, mulai dari sekarang dimulai dari diri kita sendiri.
Untuk selalu menanamkan motivasi dalam diri kita untuk selalu memiliki sikap kewirausahaan.
Dengan begitu kita akan menciptakan suatu jembatan yang bisa menghubungkan
antara kita dengan bangsa Indonesia. Artinya ketika Indonesia dipenuhi dengan
orang-orang yang berfokus pada dunia wirausaha. Maka, secara tidak langsung
akan meningkatkan pendapatan Negara. Meningkatnya pendapatan Negara akan
menciptakan suatu tatanan ekonomi yang baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar