By
Jaya Saputra Tuankotta
Transportasi
merupakan sarana dan prasarana yang sangat penting bagi kemajuan suatu Negara.
Maju tidaknya suatu Negara diukur dari seberapa mampukah Negara tersebut dapat
menciptakan suatu tatanan transportasi yang dapat menjadikan tongak dan pilar
suatu negara dalam menciptakan suatu perekonomian yang baik.
Kata kunci
Transportasi,
mobilisasi, tongak penegak suatu Negara, sarana dan prasarana, angkutan umum, busway,
kereta listrik, trasnportasi yang efisien
Latar
belakang masalah
Transportasi
merupakan sarana dan prasarana yang sangat mendukung dalam menciptakan suatu
tatanan kelola ekonomi yang baik bagi suatu Negara. Atau dengan kata lain
dengan majunya suatu sarana transportasi di suatu Negara maka bisa dipastikan
perekonomian Negara tersebut juga menjadi maju.
Banyak Negara-negara besar seperti
Venezuela, india, cina, brazil, Indonesia dan Negara-negara lain. Yang menjadi
pokok permasalahan bagi Negara tersebut yang belum bisa diatasi ialah masalah
tingkat kemacetan yang sangat tinggi. Tingkat kemacetan yang sangat tinggi
diakibatkan oleh banyaknya kendaraan umum, tingginya pemilik kendaraan pribadi,
kurang lebarnya ruas jalan, semakin banyaknya orang yang bermigrasi ke kota
untuk mencari kehidupan yang layak ,dan lain sebagainya.
Hal ini tentulah bila tidak diatasi secara
cepat dan tanggap. Maka, lama kelamaan kepadatan suatu Negara akan terlihat
dengan sendirinya. Terbukti dengan seringnya terjadi kemacetan, tingginya angka
polusi, semakin sempitnya ruang gerak kendaraan dan lain sebagainya.
Hal inilah yang dialami oleh Negara kita republik
Indonesia khususnya untuk Ibu Kota DKI Jakarta ini. Setiap hari terjadi antrian kendaraan
dimana-mana. Baik pada waktu pagi, siang, sore maupun malam. Hal inilah yang
menjadi pemandangan yang menarik sekaligus sangat mengecewakan bagi sebagian
besar orang yang khususnya tinggal di daerah DKI Jakarta.
Padahal jika di telisik secara lebih umum .
Jakarta merupakan sektor penggerak perekonomian yang sangat baik. Terbukti
dengan banyaknya investor-investor asing yang berinvestasi di Indonesia. Selain
itu, sarana transportasi darat yang ada di Jakarta jauh lebih baik di
bandingkan Negara tetangga kita seperti india. Seperti tersedianya sarana
transportasi Kereta LIstrik, angkutan umum baik dalam dan luar kota, Busway
yang memiliki jalur tersendiri dan bahkan dalam tahap perencanaan akan dibangun
kereta cepat atau monorel sebagai tambahan trasnportasi umum lainnya.
Tapi, hal ini belum sama sekali memberikan
hasil yang memuaskan, malahan menjadikan ruang gerak kota Jakarta ini semakin
sempit.
Untuk itulah setiap warga Negara Indonesia
harus lebih berperan aktif lagi dalam meningkatkan sarana dan prasarana
transportasi yang baik bagi kota Jakarta ini. Di sini saya akan memberikan
beberapa masukan dan solusi. Dan saya berharap dengan solusi dan masukan yang
saya berikan ini, setidaknya dapat menjadi sesuatu yang bisa berpengaruh
positif bagi kota Jakarta ini khususnya dalam menyelesaikan masalah
transportasi yang ada. Berjalan dan tidaknya suatu solusi akan tampak dan
terlihat apabila setiap kita mau melangkah dan menerapkan setiap solusi yang
telah disampaikan. Mohon maaf bila ada salah, penyebutan, penempatan dan
tulisan yang mungkin tidak benar. Hormat saya Jaya Saputra Tuankotta.
Pembahasan
Saya
sangat senang ketika mendengar ungkapan pribahasa yang berbunyi “ tidak ada
rotan, akarpun jadi”. Peribahasa ini mungkin cocok bagi kota Jakarta yang masih
belum bisa menangani masalah kemacetan yang kerap kali sering terjadi. Untuk menelisik dan mencari
tahu solusi apa yang tepat untuk menyelesaikan masalah ini. Tentu kita harus
melakukan observasi dan melihat secara
langsung kondisi transportasi yang ada.
Beberapa waktu lalu saya berjalan-jalan berkeliling kota Jakarta untuk
mengisi waktu luang. Di dalam perjalanan, saya bertanya-tanya kepada diri saya
sendiri. Apa yang sebenarnya yang
menjadi akar permasalahan dari kemacetan yang ada di Ibu Kota ini. Saya melihat
sepanjang jalan dan mencari tahu serta membanding-bandingkan dengan
Negara-negara maju yang memiliki sarana transporasi yang sudah maju. Apa yang menjadi kendala di Ibu Kota ini.
Sarana kreta Listrik seperti yang dimiliki Negara-negara maju, kita telah
memiliki. Angkutan kota yang memiliki
jalur sendiri juga kita telah terapkan. Ruas jalan dibeberapa titik kemacetan
sudah diperlebar. Dan banyaknya jalan layang yang dibangun juga masih belum
bisa mengatasi tingkat kemacetan. Saya terus bertanya-tanya dalam diri saya.
Apa yang harus dilakukan untuk mengatasi tingkat kemacetan di Ibu kota ini.
Beberapa selang kemudian pandangan saya
terarah dengan transportasi kendaraan roda dua (motor). Saya melihat di setiap
sudut kota kendaraan bermotor yang selalu menjadi primadona dan yang paling
mendominasi di antara semua kendaraan. Tidak hanya sampai disitu, pandangan
saya juga terkesima ketika melihat kondisi sarana transportasi angkutan umum yang tidak memadai atau bisa di katakan kondisi kendaraan angkutan umum yang
sebenarnya sudah tidak layak dipakai lagi. Malahan masih sibuknya berpacu dan
melintas kian kemari.
Hal inilah yang mengajak saya semakin
bersemangat untuk semakin berpikir dan mencari akar dari masalah tersebut.
Tampaknya saya sudah mulai mengetahui akar
dari permasalahan kemacetan di Ibu kota. Kebanyakan orang beranggapan bahwa
untuk mengatasi kemacetan di Ibu Kota ini, kita harus mencari dan menciptakan
suatu moda transportasi baru yang efektif dan efisien. Namun saya kurang begitu
setuju dengan hal demikian. Mengapa !. karena menambah moda transportasi yang
baru bukanlah merupakan solusi yang tepat. Tetapi, hanya akan semakin
memperkecil ruang gerak jalan dan justru akan semakin memperparah tingkat
kemacetan yang ada di Jakarta. Menurut saya, ibu kota kita ini tidak sedang
mengalami kekurangan jumlah transportasi. Tetapi justru pengurangan jumlah dan beberapa peningkatan dari berbagai segi
aspek yang haruslah dilakukan.
Jika demikian kendaraan apa saja dan peningkatan apa saja yang semestinya
harus dikurangi dan di tingkatkan. Jika saya bertanya kepada anda. Bahwa
kendaraan apa yang paling banyak dan mendominasi setiap jalan ? pasti, tanpa
ragu dan berpikir panjang anda akan menjawab “ MOTOR”.
Sayapun setuju dengan jawaban anda. Lantas,
mungkin anda akan beranggapan “ inikan hak setiap orang, untuk membeli dan
memiliki kendaraan, khususnya motor. Mana mungkin kita harus melarang mereka
untuk membeli motor atau berdemo supaya produsen motor di hentikan”. Maksud
saya bukanlah seperti apa yang anda pikirkan. Namun kita harus melihat dari
sisi lain dan bertanya-tanya “mengapa/kenapa/untuk apa mereka membeli motor ?”.
dengan pertanyaan seperti ini akan melatih dan menggali rasa keingin tahuan
anda terhadap suatu hal.
Ada beberapa alasan, mengapa masyarakat
lebih cenderung memilih untuk membeli kendaraan bermotor khususnya seperti roda
dua dari pada harus menggunakan transportasi umum. Pertama, dengan motor maka
biaya atau cost lebih bisa ditekan atau di minimalisir. Kedua, dengan memiliki
kendaraan roda dua maka akan dapat menghemat waktu jarak tempuh, ketimbang
harus menggunakan transportasi umum. Ketiga, biaya transportasi umum semakin
hari semakin meningkat atau mahal. Keempat, masih tingginya angka tindak
kejahatan di dalam transportasi umum sehingga menciptakan kesan yang buruk bagi
setia orang. Kelima, tidak nyamannya sarana trasportasi umum yang tersedia.
Sebenarnya masih banyak lagi faktor yang
lain yang mendorong masyarakat untuk lebih memilih membeli dan menggunakan
kendaraan pribadi. Dari pada harus menggunakan transportasi umum. Tapi kelima
hal inilah yang menjadi pokok dan fokus utama kita dalam menciptakan sebuah
transportasi yang baru.
Mungkin di sini kita harus berusaha untuk
menarik minat masyarakat. Supaya masyarakat lebih cenderung memilih untuk naik
angkutan umum dari pada kendaraan pribadi, khususnya untuk roda dua. Supaya hal
ini bisa berjalan dengan baik. Maka yang perlu kita benahi sekarang ialah
kenyamanan, keamanan, efisiensi waktu, dan biaya atau cost yang murah.
Cukup banyak sarana transportasi angkutan
darat umum yang tersedia di Jakarta. Tapi, jika dilihat dari sisi kenyamanan,
masih belum sepenuhnya terpenuhi. Hal ini bisa kita lihat dari salah satu moda
transportasi busway dan kereta listrik. Kenapa busway dan kereta listrik ?
karena angkutan ini adalah angkutan yang paling mendominasi di kalangan
masyarakat. Setiap harinya kita bisa
melihat terjadinya penumpukan penumpang di setiap halte.
Saya melihat angkutan busway yang tersedia
masih relative kurang dan tidak sebanding dengan kuantitas jumlah pengguna
transportasi yang ada. Sehingga akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
satu busway tiba di satu halte. Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya penumpukan penumpang di setiap
halte. Kesan inilah yang menjadikan masyarakat untuk lebih memilih naik
angkutan pribadi daripada angkutan umum.
Dan tidak hanya untuk sarana angkutan
busway saja yang mengalami penumpukan penumpang. Tapi, angkutan Kereta listrik
juga tidak mau kalah bersaing. Angkutan Kereta listrik juga setiap harinya
mengalami penumpukan antrian panjang di setiap stasiun. Khususnya pada waktu pagi
arah menuju Jakarta kota dan tanah abang sangat padat. Dan sebaliknya pada sore
dan malam harinya, arah pulang menuju bekasi dan bogor juga sangat padat.
Alasan inilah yang membuat sebagian besar masyarakat lebih memilih menggunakan
kendaraan pribadi dari pada trasportasi umum.
Kalau kita melihat dan bertanya apa sih
yang menyebabkan terjadinya penumpukan penumpang pada setiap tempat baik itu
halte dan stasiun. Maka jawabannya ialah jumlah armada yang tersedia masih
relative lebih kecil ketimbang jumlah pengguna yang relative besar.
Untuk mengatasi hal ini kita tidak perlu
menciptakan sebuah sarana transportasi baru, tetapi jumlah armada transportasi
saja yang perlu ditingkatkan. Ciptakan kenyamanan dan keamanan dan efisiensi
waktu yang ada. Sehingga masyarakat lebih benar-benar merasakan tepat guna
transportasi yang ada.
Selain itu mungkin ada beberapa aturan juga
yang perlu kita terapkan. Diantaranya menaikkan pajak kendaraan. Kenapa harus
menaikkan pajak kendaraan ?. jika kita melihat perkembangan pasar kendaraan
roda dua sekarang. hanya dengan bermodalkan uang muka sebesar lima ratus ribu
rupiah atau bahkan tidak sama sekali, dengan angsuran sekitar
Rp.500.000-Rp.1000.000/ bulan dan dengan syarat kredit yang mudah. Maka
masyarakat bisa memiliki sebuah motor. Hal ini jika di akumulasikan dan
dibandingkan dengan biaya transportasi umum maka yang menghasilkan pengeluaran
terbesar ada di angkutan tranportasi umum, apalagi beberapa waktu lalu harga
Bahan Bakar Minya naik. Maka, sudah pasti biaya angkutan umumpun juga ikut
naik. Hal inilah yang menjadikan semua orang untuk lebih memiliki kendaraan
umum seperti roda dua.
Maka dari itu jika pajak kendaraan di
naikkan, mungkin sebagian besar orang akan berpikir-pikir jika ingin membeli
kendaraan roda dua.
Saya yakin jika hal ini benar-benar
dilakukan dan di jalankan. Cepat atau lambat, perlahan namun pasti. Tingkat
kemacetan di Ibu Kota ini bisa segera diatasi. Bukan dengan menambah sarana
transportasi. Tapi justru armada yang ada perlu ditingkatkan dan diperhatikan
dari segi kualitas, kenyamanan, keamanan, efisiensi waktu dan biaya atau cost
yang relativ lebih murah.
Kesimpulan
Kualitas,
kuantitas kendaraan yang tersedia, keamanan, kenyamanan, efisiensi waktu, serta
biaya atau cost yang murah adalah salah satu langkah dalam menciptakan dan
mewujudkan sarana transportasi baru. Masyarakat tidak melihat seberapa bagus
dan mewah suatu transportasi yang ada.
Tetapi, masyarakat lebih memandang,
seberapa besar Transportasi yang ada dapat menciptakan suatu kenyamanan dan
tepat guna serta efisiensi waktu dalam mengantarkan mereka, untuk melakukan
aktifitas di daerah Ibu Kota Jakarta ini.
Saran
Untuk
menciptakan suatu tatanan kota yang bebas dari kemacetan. Maka, ada beberapa
langkah yang harus dilakukan. Diantaranya :
1. Tingkatkan
jumlah armada transportasi yang ada khususnya busway dan Kereta listrik. Karena
transportasi ini adalah transportasi yang paling dominan di antara semua orang
2. Ciptakan
keamanan, kenyamanan, efisiensi waktu serta biaya atau cost yang murah.
Mengingat sebagian besar masyarakat termasuk dalam golongan menengah kebawah
3. Tingkatkan
pajak kendaraan pribadi dan persulit kredit kendaraan pribadi. Khususnya motor.
4. Terapkan
disiplin berlalu lintas dan melihat tahun kendaraan yang beroperasi
5. Perlebar
jalan dan menertibkan pedagang kaki lima yang menggunakan pinggir jalan untuk
berjuanalan.