by Jaya S Tuankotta
Di
Indonesia penanganan pendidikan masih belum berjalan dengan baik, sehingga
dampak pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi relative belum memiliki pengaruh
yang signifikan. Hal inilah yang masih menjadi momok besar bagi bangsa
Indonesia untuk bisa maju dan meningkatkan perekonomiannya.
Maju
tidaknya suatu perekonomian suatu bangsa terletak pada ada tidaknya sumber daya
yang tersedia. Baik dari sudut jumlah kekayaan alam, Sumber Daya Manusia maupun
Pendidikan. Salah satunya yang berperan penting ialah pendidikan. Kenapa saya
berasumsi bahwa pendidikan ialah hal yang sangat berperan penting. Pertama,
jika suatu bangsa memiliki jumlah kekayaan alam yang begitu melimpah tapi
memiliki latar belakang pendidikan yang sangat rendah. Maka, masyarakat akan
bingung bagaimana cara mengelola sumber daya alam tersebut. Kedua, jika
memiliki sumber daya manusia yang melimpah tapi memiliki latar belakang
pendidikan yang sangat rendah. Maka, sumber daya manusia tersebut tidak dapat
mengelola sumber daya alam yang tersedia secara efektif dan efisien. Yang
artinya akan menimbulkan permasalahan yang baru dalam suatu perekonomian suatu
bangsa.
Berbagai
studi telah dilakukan oleh beberapa para ahli baik dinegara maju maupun
berkembang. Dan hasilnya 70% beranggapan bahwa kemajuan perekonomian suatu
Negara juga ditentukan dari tingkat pendidikan yang di kenyam suatu bangsa. Dan
terbukti bahwa Negara-negara yang memiliki latar belakang pendidikan sangat
rendah, sektor-sektor perekonomiannya banyak di kuasai oleh orang-orang
cendikiawan atau pihak-pihak asing yang kebanyakan berasal dari luar negeri.
Tanpa
di sadari bahwa pendidikan merupakan suatu jembatan bukan hanya bisa dilalui oleh
satu orang saja. Tapi, bisa menjadi suatu penopang dan sebagai motor penggerak
baik dalam dunia ekonomi, sosial, politik bahkan budaya. Dari pendidikanlah
seorang bisa terbentuk pola pikir dan karakternya, dari pendidikanlah seorang
bisa menjadi penggerak dalam dunia perekonomian, dari pendidikanlah
seseorang bisa memiliki bekal untuk masa
depan bagi dirinya sendiri maupun bagi suatu bangsa.
Sebelum
Indonesia merdeka dari tangan portugis, spanyol, belanda, inggris dan jepang.
Bangsa Indonesia hidup dalam keterpurukan. Rakyat Indonesia dulunya tidak
menenal yang namanya pendidikan. Akhirnya, karena kebodohan rakyat Indonesia
sendiri, bangsa lain melihat bahwa adalah suatu keuntungan jika mereka bisa
menguasai Indonesia dimana Indonesia memiliki berbagai kekayaan alam yang
melimpah ruah, baik itu dari hasil hutan maupun dari hasil bumi seperti aneka
tambang: batu bara, emas, nikel dan lain sebagainya. Akirnya bangsa lain memanfaatkan
rakyat Indonesia dengan melakukan berbagai kerjasama, di mana kerjasama tersebut
sangat merugikan bangsa Indonesia sendiri khususnya bagi rakyat Indonesia.
Di
Indonesia, pendidikan masih belum mendapatkan tempat yang utama. Hal ini masih
bisa dilihat dari tingkat melek huruf di Indonesia. Berdasarkan data dari
dirjen Pendidikan Luar Sekolah (PLS) tentang tingkat pemberantasan buta aksara
secara nasional di Indonesia telah mengalami penurunan tahun 2006 hingga
menjadi sekitar 13 juta orang yang masih buta huruf.
Jumlah
tersebut masih lebih baik jika dibandingkan tahun 2004 yang berjumlah 15,4 juta
orang, dan menurun menjadi 14,6 juta orang pada tahun 2005. Jika di amati
presentase selama 2004 s/d 2006 terjadi penurunan menjadi 16,15%. Bahkan menurut Ace Suryadi (2006) diharapkan
pada tahun 2015 pemberantasan buta aksara bisa tuntas dengan asumsi pengurangan
setiap tahun 1.6 juta orang.
Untuk
membentuk atau memajukan bangsa Indonesia ini maka kita bisa memulainya dari
menata tingkat pendidikannya terlebih dahulu. Bukan hanya pendidikan di kota-kota
besar yang di tingkatkan tapi terlebih khusus yang ada di daerah-daerah
pelosok.
Dan
tidak hanya itu masyarakat Indonesia pun perlu untuk di berikan kesadaran dan
motivasi akan pentingnya suatu pendidikan. Dan hal itu harus dimulai dari dalam
diri masyarakat Indonesia terlebih dahulu agar pelaksanaannya bisa berjalan
sesuai dengan yang diharapkan.
Maju
tidaknya suatu bangsa berada di tangan masyarakat yang menempati Negara
tersebut. Ibarat sebuah kapal. Sampai tidaknya kapal tersebut pada tujuannya
tergantung nahkoda atau juru mudi yang mengemudikan kapal tersebut. Jika juru
mudinya tidak tahu arah kemana tujuan kapal tersebut akan pergi maka kapal tersebut tidak akan bisa sampai
pada tujuannya. Begitupun dengan suatu Negara. Jika ingin mengubah atau membuka
cakrawala dalam memajukan suatu bangsa maka yang menjadi juru mudinya ialah
masyarakat Indonesia sendiri dan Bukan
Negara tetangga atau Negara lain.
Untuk
menjadikan bangsa Indonesia sebagai Negara yang maju dan berdaya saing unggul
maka harus dimulai dengan menata kualitas pendidikannya terlebih dahulu.
Meningkatkan minat dan kemauan masyarakat Indonesia akan pentingnya suatu
pendidikan melebihi segalanya. Dengan begitu. Maka, perlahan namun pasti bangsa
Indonesia ini akan dibawa sampai pada tujuannya. Sehingga, sumber daya alam bisa
dikelola dengan efektif dan efisien, dan
sumber daya manusianya yang siap menghadapi persaingan dan menjadi tolak ukur
bagi Negara lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar