Halaman

Senin, 16 September 2013

Pendidikan merupakan cakrawala dalam memajukan bangsa Indonesia


by Jaya S Tuankotta



Di Indonesia penanganan pendidikan masih belum berjalan dengan baik, sehingga dampak pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi relative belum memiliki pengaruh yang signifikan. Hal inilah yang masih menjadi momok besar bagi bangsa Indonesia untuk bisa maju dan meningkatkan perekonomiannya.


     Maju tidaknya suatu perekonomian suatu bangsa terletak pada ada tidaknya sumber daya yang tersedia. Baik dari sudut jumlah kekayaan alam, Sumber Daya Manusia maupun Pendidikan. Salah satunya yang berperan penting ialah pendidikan. Kenapa saya berasumsi bahwa pendidikan ialah hal yang sangat berperan penting. Pertama, jika suatu bangsa memiliki jumlah kekayaan alam yang begitu melimpah tapi memiliki latar belakang pendidikan yang sangat rendah. Maka, masyarakat akan bingung bagaimana cara mengelola sumber daya alam tersebut. Kedua, jika memiliki sumber daya manusia yang melimpah tapi memiliki latar belakang pendidikan yang sangat rendah. Maka, sumber daya manusia tersebut tidak dapat mengelola sumber daya alam yang tersedia secara efektif dan efisien. Yang artinya akan menimbulkan permasalahan yang baru dalam suatu perekonomian suatu bangsa.

     Berbagai studi telah dilakukan oleh beberapa para ahli baik dinegara maju maupun berkembang. Dan hasilnya 70% beranggapan bahwa kemajuan perekonomian suatu Negara juga ditentukan dari tingkat pendidikan yang di kenyam suatu bangsa. Dan terbukti bahwa Negara-negara yang memiliki latar belakang pendidikan sangat rendah, sektor-sektor perekonomiannya banyak di kuasai oleh orang-orang cendikiawan atau pihak-pihak asing yang kebanyakan berasal dari luar negeri.

     Tanpa di sadari bahwa pendidikan merupakan suatu jembatan bukan hanya bisa dilalui oleh satu orang saja. Tapi, bisa menjadi suatu penopang dan sebagai motor penggerak baik dalam dunia ekonomi, sosial, politik bahkan budaya. Dari pendidikanlah seorang bisa terbentuk pola pikir dan karakternya, dari pendidikanlah seorang bisa menjadi penggerak dalam dunia perekonomian, dari pendidikanlah seseorang  bisa memiliki bekal untuk masa depan bagi dirinya sendiri maupun bagi suatu bangsa.

     Sebelum Indonesia merdeka dari tangan portugis, spanyol, belanda, inggris dan jepang. Bangsa Indonesia hidup dalam keterpurukan. Rakyat Indonesia dulunya tidak menenal yang namanya pendidikan. Akhirnya, karena kebodohan rakyat Indonesia sendiri, bangsa lain melihat bahwa adalah suatu keuntungan jika mereka bisa menguasai Indonesia dimana Indonesia memiliki berbagai kekayaan alam yang melimpah ruah, baik itu dari hasil hutan maupun dari hasil bumi seperti aneka tambang: batu bara, emas, nikel dan lain sebagainya. Akirnya bangsa lain memanfaatkan rakyat Indonesia dengan melakukan berbagai kerjasama, di mana kerjasama tersebut sangat merugikan bangsa Indonesia sendiri khususnya bagi rakyat Indonesia.

     Di Indonesia, pendidikan masih belum mendapatkan tempat yang utama. Hal ini masih bisa dilihat dari tingkat melek huruf di Indonesia. Berdasarkan data dari dirjen Pendidikan Luar Sekolah (PLS) tentang tingkat pemberantasan buta aksara secara nasional di Indonesia telah mengalami penurunan tahun 2006 hingga menjadi sekitar 13 juta orang yang masih buta huruf.

     Jumlah tersebut masih lebih baik jika dibandingkan tahun 2004 yang berjumlah 15,4 juta orang, dan menurun menjadi 14,6 juta orang pada tahun 2005. Jika di amati presentase selama 2004 s/d 2006 terjadi penurunan menjadi 16,15%.  Bahkan menurut Ace Suryadi (2006) diharapkan pada tahun 2015 pemberantasan buta aksara bisa tuntas dengan asumsi pengurangan setiap tahun 1.6 juta orang.
Untuk membentuk atau memajukan bangsa Indonesia ini maka kita bisa memulainya dari menata tingkat pendidikannya terlebih dahulu. Bukan hanya pendidikan di kota-kota besar yang di tingkatkan tapi terlebih khusus yang ada di daerah-daerah pelosok.

     Dan tidak hanya itu masyarakat Indonesia pun perlu untuk di berikan kesadaran dan motivasi akan pentingnya suatu pendidikan. Dan hal itu harus dimulai dari dalam diri masyarakat Indonesia terlebih dahulu agar pelaksanaannya bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

     Maju tidaknya suatu bangsa berada di tangan masyarakat yang menempati Negara tersebut. Ibarat sebuah kapal. Sampai tidaknya kapal tersebut pada tujuannya tergantung nahkoda atau juru mudi yang mengemudikan kapal tersebut. Jika juru mudinya tidak tahu arah kemana tujuan kapal tersebut akan pergi  maka kapal tersebut tidak akan bisa sampai pada tujuannya. Begitupun dengan suatu Negara. Jika ingin mengubah atau membuka cakrawala dalam memajukan suatu bangsa maka yang menjadi juru mudinya ialah masyarakat Indonesia sendiri dan  Bukan Negara tetangga atau Negara lain.

     Untuk menjadikan bangsa Indonesia sebagai Negara yang maju dan berdaya saing unggul maka harus dimulai dengan menata kualitas pendidikannya terlebih dahulu. Meningkatkan minat dan kemauan masyarakat Indonesia akan pentingnya suatu pendidikan melebihi segalanya. Dengan begitu. Maka, perlahan namun pasti bangsa Indonesia ini akan dibawa sampai pada tujuannya. Sehingga, sumber daya alam bisa dikelola dengan efektif dan efisien,  dan sumber daya manusianya yang siap menghadapi persaingan dan menjadi tolak ukur bagi Negara lain.

Pemerataan Kesejahteraan Rakyat Melalui Kredit Usaha Rakyat



by Jaya S Tuankotta

     Berawal dari kriris moneter yang terjadi pada tahun 1998. Bangsa Indonesia benar-benar merasakan gejolak ekonomi yang sangat dahsyat dari sektor ekonomi. Banyaknya perusahaan-perusahaan yang gulung tikar alias bangrut. Membuat perekonomian Indonesia benar-benar terpuruk. Bahkan sampai membuat pemerintah bingung dalam menyelesaikan masalah tersebut. Bahkan, banyak bank-bank dan lembaga-lembaga keuangan lainnya seperti yang melayani simpan pinjam bangkrut dan tidak bisa mengembalikan seluruh uang-uang yang di tabung oleh masyarakat secara keseluruhan. Akibat dari krisis moneter itu sebagian besar masyarakat menarik semua uangnya dari bank karena takut akan kehilangan uangnya. Sehingga, banyak bank mengalami kesulitan dalam likuiditasnya.
     
     Sebagai introspeksi, harus kita akui bahwa krisis di Indonesia benar-benar tidak terduga datangnya, seperti pencuri yang datang pada malam hari. Sama sekali tidak terprediksi sebelumnya. Seperti yang dikatakan oleh Furman dan Stiglitz (1998) bahwa diantara 34 negara bermasalah  yang diambil sebagi percontohan (sample) penelitiannya, Indonesia adalah Negara yang paling tidak diperkirakan akan terkena krisis bila dibandingkan dengan Negara-negara lain dalam percontohan tersebut. Ketika Negara tetangga kita yaitu Thailand menunjukkan gejala krisis, pada umumnya orang-orang akan percaya bahwa Indonesia tidak akan bernasib sama. Indonesia  dipercaya memiliki fundamental ekonomi yang cukup kuat untuk menahan dampak eksternal akibat kejatuhan ekonomi Thailand.

     Ada beberapa penyebab yang mengakibatkan krisis ekonomi tahun 1997-1998 di Indonesia. Pertama, stok hutang luar negeri swasta yang sangat besar dan umumnya berjangka pendek, telah menciptakan kondisi bagi “ketidakstabilan”. Hal ini diperburuk oleh rasa percaya diri yang berlebihan, bahkan cenderung mengabaikan, dari para menteri dibidang ekonomi maupun masyarakat perbankan sendiri menghadapi besarnya serta persyaratan hutang swasta tersebut. Kedua, banyaknya kelemahan dalam sistem perbankan di Indonesia. Dengan kelemahan sistemik perbankan tersebut, masalah hutang swasta eksternal langsung beralih menjadi masalah perbankan dalam negeri. Ketiga, sejalan dengan makin tidak jelasnya arah perubahan politik, maka isu tentang pemerintah otomatis berkembang menjadi persoalan ekonomi pula. Keempat, perkembangan situasi politik telah makin menghangat akibat krisis ekonomi, dan pada gilirannya memperbesar dampak krisis ekonomi itu sendiri. Walaupun persoalan perbankan dan hutang swasta menjadi penyebab dari krisis ekonomi. Namun, faktor ketiga dan keempat merupakan penyebab lambatnya pemulihan krisis di Indonesia. Pemulihan ekonomi yang luar biasa atau yang di idam-idamkan bahkan tidak mungkin bisa tercapai, tanpa pemulihan kepercayaan pasar dan kepercayaan pasar tidak mungkin akan bisa pulih tanpa adanya stabilitas politik yang baik dan adanya pemerintahan yang terpercaya.

     Dengan histori yang telah terjadi di bangsa Indonesia ini. Diharapkan histori ini bisa menjadi suatu cerminan bagi setiap kita khususnya bagi sektor pemerintah dan swasta. Agar lebih berhati-hati dan lebih bijaksana dalam melangkah serta mengambil keputusan. Dengan tidak didasari oleh keinginan individu seseorang.

     Mungkin sebagian besar orang menganggap bahwa tingkat kesejahteraan di Indonesia  sudah merata atau sudah cukup mapan. Tapi mungkin ada juga yang sependapat dengan saya bahwa tingkat sejahteraan di Indonesia belum sepenuhnya merata. Bahkan jauh dibawah setengah dari kata merata tersebut.

     Kenapa saya beranggapan demikian. Karena, hal ini bisa dilihat dari kondisi fisik dan gambaran pola hidup masyarakat Indonesia. Serta banyaknya problema yang dihadapi oleh Negara Indonesia kita ini. Salah satunya, masih tingginya angka kemiskinan di Negara Indonesia kita ini, masih rendahnya tingkat pendidikan yang dikenyam oleh bangsa Indonesia ini. Khususnya di daerah-daerah pelosok tanah air, masih banyaknya pengangguran yang tidak tertampung dan lain sebagainya. Hal inilah yang masih menjadi momok besar bagi bangsa Indonesia untuk maju dan melangkah serta bisa bersaing dengan Negara lain.

     Tentulah hal ini bukanlah menjadi suatu tugas dan tanggungjawab bagi sektor pemerintah atau sektor swasta saja. Tapi, ini juga merupakan suatu tugas dan tanggung jawab bagi setiap masyarakat Indonesia khususnya anda dan saya. Ibarat sebuah kapal yang di kemudikan oleh Nahkoda atau Jurumudinya. Sampai tidaknya kapal tersebut ke tujuan akhirnya tergantung dari Nahkoda atau jurumudi kapal tersebut. Artinya yang mengendalikan arah kemana kapal ini akan dibawah ialah bergantung pada jurumudinya. Sama halnya dengan bangsa Indonesia ini. Bangsa Indonesia bisa di bawa sampai pada tujuan akhirnya untuk mencapai cita-cita yang di idam-idamkan tergantung pada masyarakat dan pemerintah serta sektor swasta yang ada didalamnya.

     Tentunya kita semua ingin dan mendambakan kondisi ekonomi yang di idam-idamkan. Seperti, terpenuhinya semua kebutuhan ekonomi kita, apa yang kita butuhkan bisa diperoleh dengan mudah tanpa harus bersusah payah dan lain sebainya.  Tapi, pada kenyataannya semua itu belum sepenuhnya bisa dinikmati oleh masyarakat Indonesia. Kenapa demikian? Jangankan untuk memenuhi semua kebutuhan, pekerjaan saja tidak punya. Hal inilah yang masih banyak di hadapi oleh sebagian besar orang Indonesia.

     kita jangan sepenuhnya pasrah dengan keadaan kita yang sekarang ini. Mungkin kita tidak mempunyai cukup uang untuk memenuhi kebutuhan kita sendiri, atau kita berasal dari keluarga miskin atau kita benar-benar sama sekali terlahir dengan tidak mempunyai apa-apa. Sekarang ubahlah pola pikir dan paradigma kita. Tidak ada yang mustahil bila kita tetap berusaha dan kerja keras dalam menekuni suatu hal.

  Telah lama kita mendengar dan mengetahui bahwa pemerintah sekarang telah memfokuskan pembenahan ekonomi dari sektor Kredit Usaha Rakyat atau yang biasa kita kenal dengan KUR. Pemerintah-pemerintah pusat dan khususnya pemerintah-pemerintah daerah telah mengembangkan KUR ini di berbagai pelosok tanah air. Kenapa demikian? Pertama, jika semua masyarakat Indonesia bergantung dengan lapangan kerja yang disediakan oleh pemerintah maka hal ini akan menciptakan suatu pengangguran yang luar bisa banyaknya sehingga mengakibatkan meningkatnya angka kemiskinan. Kedua, masyarakat Indonesia di ajar untuk membuka atau menciptakan lapangan kerja yang baru. agar sumber daya manusia yang ada di Indonesia bisa di serap secara efektif dan efisien. Oleh sebab itu jika kita mempergunakan KUR ini  sebagai jembatan untuk menghubungkan sistem satu dengan sistem lain maka akan tercipta yang namanya suatu keseimbangan atau Balance.

     Dewasa ini banyak lembaga-lembaga keuangan seperti bank yang menawarkan produk pinjaman kepada siapa saja guna untuk mengembangkan usaha rakyat. Hal ini merupakan suatu langkah yang baik dalam membangun dan menciptakan suatu pemerataan kesejahteraan di berbagai daerah.

     Salah satu Bank yang mengembangkan dan berfokus pada usaha mikro menengah ialah Bank Rakyat Indonesia atau yang biasa kita kenal BRI. Bank ini berfokus pada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat. Dan terbukti dengan fokus terhadap usaha mikro atau kredit usaha rakyat  maka pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan yang signifikan.

   Untuk itu masyarakat dituntut untuk lebih berpikir kreatif lagi dalam meningkatkan kesejahteraan baik bagi dirinya sendiri maupun bagi bangsa Indonesia. Masyarakat harus lebih bisa menciptakan suatu terobosan baru dalam dunia usaha atau menjadi seorang yang berwirausaha.

      Berwirausaha sebenarnya merupakan suatu jalan dalam menciptakan atau mendatangkan passive income yang tidak terbatas. Artinya tidak ada batasan pendapatan yang diterima setiap bulannya oleh para wirausahawan. Para wirausahawan bebas dalam menentukan jumlah pendapatannya. Hal ini tergantung, seberapa banyak produk yang laku terjual, apabila usaha kita berhubungan dengan perdagangan atau seberapa banyak jasa yang bisa kita jual. Hal ini tergantung dari banyak tidaknya barang atau jasa yang kita jual.

     Berwirausaha tidak selalu di identikkan dengan menciptakan perusahaan yang besar, go public, tenar, punya relasi dimana-mana atau memiliki gedung yang bertingkat dan megah. Berwirausaha dilihat bukan dari bentuk fisiknya semata. Tapi, dari kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam menghasilkan suatu uang. Dengan kita berwirausaha maka kita telah menciptakan suatu lapangan kerja yang baru. Terciptanya suatu lapangan kerja yang baru akan mengurangi tingkat pengangguran yang ada disekitar daerah tempat tersebut. Mengurangnya tingkat pengangguran di suatu daerah akan menyebabkan pemulihan ekonomi secara berangsur-angsur. Pemulihan ekonomi berangsur-angsur akan menciptakan pemerataan pendapatan di suatu daerah. Pemerataan pendapatan disuatu daerah dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga di kedepannya bisa mengupgrade  bangsa Indonesia menjadi bangsa atau Negara yang maju.

     Untuk mewujudkan jiwa usaha dalam diri masyarakat. Maka masyarakat harus benar-benar menyadari bahwa betapa tidak terduganya kebutuhan kita diwaktu yang akan datang. Mengingat kondisi ekonomi yang tidak bisa di prediksi kemana arah dan tujuannya. Maka  masyarakat harus benar-benar menyadari bahwa bekerja disektor pemerintahan atau swasta bukanlah merupakan hal yang menjanjikan.

     Negara kita Indonesia ini bisa maju dan menyelesaikan segala problema dan meraih cita-cita yang diidamkan. Apabila dilakukan pembenahan di sektor usaha mikro, kecil dan menengah.  Karena sektor  usaha ini merupakan ujung tombak perekonomian  suatu Negara. Negara yang maju adalah Negara yang selalu memikirkan dan memfokuskan negaranya pada hal yang kecil. Hal yang kecil bila di kumpulkan sedikit demi sedikit maka lama kelamaan akan menjadi sebuah bukit yang besar.

     Saya yakin dan percaya apabila sektor  usaha mikro, kecil dan menengah bisa lebih di tingkatkan maka, lambat laun. Perlahan namun pasti Indonesia akan dibawa pada peningkatan kesejahteraan ekonomi. Ekonomi suatu Negara sejahtera, maka, pemerataan pendapatan masyarakat akan benar-benar bisa tercipta dengan sendirinya. Pemerataan kesejahteraan masyarakat akan mendorong terciptanya suatu tatanan ekonomi yang cemerlang.

    Mari, mulai dari sekarang dimulai dari diri kita sendiri. Untuk selalu menanamkan motivasi dalam diri kita untuk selalu memiliki sikap kewirausahaan. Dengan begitu kita akan menciptakan suatu jembatan yang bisa menghubungkan antara kita dengan bangsa Indonesia. Artinya ketika Indonesia dipenuhi dengan orang-orang yang berfokus pada dunia wirausaha. Maka, secara tidak langsung akan meningkatkan pendapatan Negara. Meningkatnya pendapatan Negara akan menciptakan suatu tatanan ekonomi yang baru.


Angkutan Umum Pilihanku



By Jaya Saputra Tuankotta

Transportasi merupakan sarana dan prasarana yang sangat penting bagi kemajuan suatu Negara. Maju tidaknya suatu Negara diukur dari seberapa mampukah Negara tersebut dapat menciptakan suatu tatanan transportasi yang dapat menjadikan tongak dan pilar suatu negara dalam menciptakan suatu perekonomian yang baik.

Kata kunci
Transportasi, mobilisasi, tongak penegak suatu Negara, sarana dan prasarana, angkutan umum, busway, kereta listrik, trasnportasi yang efisien

Latar belakang masalah
  Transportasi merupakan sarana dan prasarana yang sangat mendukung dalam menciptakan suatu tatanan kelola ekonomi yang baik bagi suatu Negara. Atau dengan kata lain dengan majunya suatu sarana transportasi di suatu Negara maka bisa dipastikan perekonomian Negara tersebut juga menjadi maju.
    Banyak Negara-negara besar seperti Venezuela, india, cina, brazil, Indonesia dan Negara-negara lain. Yang menjadi pokok permasalahan bagi Negara tersebut yang belum bisa diatasi ialah masalah tingkat kemacetan yang sangat tinggi. Tingkat kemacetan yang sangat tinggi diakibatkan oleh banyaknya kendaraan umum, tingginya pemilik kendaraan pribadi, kurang lebarnya ruas jalan, semakin banyaknya orang yang bermigrasi ke kota untuk mencari kehidupan yang layak ,dan lain sebagainya.
   Hal ini tentulah bila tidak diatasi secara cepat dan tanggap. Maka, lama kelamaan kepadatan suatu Negara akan terlihat dengan sendirinya. Terbukti dengan seringnya terjadi kemacetan, tingginya angka polusi, semakin sempitnya ruang gerak kendaraan dan lain sebagainya.
    Hal inilah yang dialami oleh Negara kita republik Indonesia khususnya untuk Ibu Kota DKI Jakarta ini.  Setiap hari terjadi antrian kendaraan dimana-mana. Baik pada waktu pagi, siang, sore maupun malam. Hal inilah yang menjadi pemandangan yang menarik sekaligus sangat mengecewakan bagi sebagian besar orang yang khususnya tinggal di daerah DKI Jakarta.
   Padahal jika di telisik secara lebih umum . Jakarta merupakan sektor penggerak perekonomian yang sangat baik. Terbukti dengan banyaknya investor-investor asing yang berinvestasi di Indonesia. Selain itu, sarana transportasi darat yang ada di Jakarta jauh lebih baik di bandingkan Negara tetangga kita seperti india. Seperti tersedianya sarana transportasi Kereta LIstrik, angkutan umum baik dalam dan luar kota, Busway yang memiliki jalur tersendiri dan bahkan dalam tahap perencanaan akan dibangun kereta cepat atau monorel sebagai tambahan trasnportasi umum lainnya.
    Tapi, hal ini belum sama sekali memberikan hasil yang memuaskan, malahan menjadikan ruang gerak kota Jakarta ini semakin sempit.
    Untuk itulah setiap warga Negara Indonesia harus lebih berperan aktif lagi dalam meningkatkan sarana dan prasarana transportasi yang baik bagi kota Jakarta ini. Di sini saya akan memberikan beberapa masukan dan solusi. Dan saya berharap dengan solusi dan masukan yang saya berikan ini, setidaknya dapat menjadi sesuatu yang bisa berpengaruh positif bagi kota Jakarta ini khususnya dalam menyelesaikan masalah transportasi yang ada. Berjalan dan tidaknya suatu solusi akan tampak dan terlihat apabila setiap kita mau melangkah dan menerapkan setiap solusi yang telah disampaikan. Mohon maaf bila ada salah, penyebutan, penempatan dan tulisan yang mungkin tidak benar. Hormat saya Jaya Saputra Tuankotta.

Pembahasan 
    Saya sangat senang ketika mendengar ungkapan pribahasa yang berbunyi “ tidak ada rotan, akarpun jadi”. Peribahasa ini mungkin cocok bagi kota Jakarta yang masih belum bisa menangani masalah kemacetan yang kerap kali  sering terjadi. Untuk menelisik dan mencari tahu solusi apa yang tepat untuk menyelesaikan masalah ini. Tentu kita harus melakukan observasi dan melihat  secara langsung kondisi transportasi yang ada.  Beberapa waktu lalu saya berjalan-jalan berkeliling kota Jakarta untuk mengisi waktu luang. Di dalam perjalanan, saya bertanya-tanya kepada diri saya sendiri. Apa yang sebenarnya  yang menjadi akar permasalahan dari kemacetan yang ada di Ibu Kota ini. Saya melihat sepanjang jalan dan mencari tahu serta membanding-bandingkan dengan Negara-negara maju yang memiliki sarana transporasi yang sudah maju.  Apa yang menjadi kendala di Ibu Kota ini. Sarana kreta Listrik seperti yang dimiliki Negara-negara maju, kita telah memiliki.  Angkutan kota yang memiliki jalur sendiri juga kita telah terapkan. Ruas jalan dibeberapa titik kemacetan sudah diperlebar. Dan banyaknya jalan layang yang dibangun juga masih belum bisa mengatasi tingkat kemacetan. Saya terus bertanya-tanya dalam diri saya. Apa yang harus dilakukan untuk mengatasi tingkat kemacetan di Ibu kota ini.
     Beberapa selang kemudian pandangan saya terarah dengan transportasi kendaraan roda dua (motor). Saya melihat di setiap sudut kota kendaraan bermotor yang selalu menjadi primadona dan yang paling mendominasi di antara semua kendaraan. Tidak hanya sampai disitu, pandangan saya juga terkesima ketika melihat kondisi sarana transportasi angkutan umum  yang tidak memadai atau bisa di katakan  kondisi kendaraan angkutan umum yang sebenarnya sudah tidak layak dipakai lagi. Malahan masih sibuknya berpacu dan melintas kian kemari.
    Hal inilah yang mengajak saya semakin bersemangat untuk semakin berpikir dan mencari akar dari masalah tersebut.
    Tampaknya saya sudah mulai mengetahui akar dari permasalahan kemacetan di Ibu kota. Kebanyakan orang beranggapan bahwa untuk mengatasi kemacetan di Ibu Kota ini, kita harus mencari dan menciptakan suatu moda transportasi baru yang efektif dan efisien. Namun saya kurang begitu setuju dengan hal demikian. Mengapa !. karena menambah moda transportasi yang baru bukanlah merupakan solusi yang tepat. Tetapi, hanya akan semakin memperkecil ruang gerak jalan dan justru akan semakin memperparah tingkat kemacetan yang ada di Jakarta. Menurut saya, ibu kota kita ini tidak sedang mengalami kekurangan jumlah transportasi. Tetapi justru pengurangan jumlah  dan beberapa peningkatan dari berbagai segi aspek yang haruslah dilakukan.
    Jika demikian kendaraan apa saja  dan peningkatan apa saja yang semestinya harus dikurangi dan di tingkatkan. Jika saya bertanya kepada anda. Bahwa kendaraan apa yang paling banyak dan mendominasi setiap jalan ? pasti, tanpa ragu dan berpikir panjang anda akan menjawab “ MOTOR”. 
     Sayapun setuju dengan jawaban anda. Lantas, mungkin anda akan beranggapan “ inikan hak setiap orang, untuk membeli dan memiliki kendaraan, khususnya motor. Mana mungkin kita harus melarang mereka untuk membeli motor atau berdemo supaya produsen motor di hentikan”. Maksud saya bukanlah seperti apa yang anda pikirkan. Namun kita harus melihat dari sisi lain dan bertanya-tanya “mengapa/kenapa/untuk apa mereka membeli motor ?”. dengan pertanyaan seperti ini akan melatih dan menggali rasa keingin tahuan anda terhadap suatu hal.
    Ada beberapa alasan, mengapa masyarakat lebih cenderung memilih untuk membeli kendaraan bermotor khususnya seperti roda dua dari pada harus menggunakan transportasi umum. Pertama, dengan motor maka biaya atau cost lebih bisa ditekan atau di minimalisir. Kedua, dengan memiliki kendaraan roda dua maka akan dapat menghemat waktu jarak tempuh, ketimbang harus menggunakan transportasi umum. Ketiga, biaya transportasi umum semakin hari semakin meningkat atau mahal. Keempat, masih tingginya angka tindak kejahatan di dalam transportasi umum sehingga menciptakan kesan yang buruk bagi setia orang. Kelima, tidak nyamannya sarana trasportasi umum yang tersedia.
    Sebenarnya masih banyak lagi faktor yang lain yang mendorong masyarakat untuk lebih memilih membeli dan menggunakan kendaraan pribadi. Dari pada harus menggunakan transportasi umum. Tapi kelima hal inilah yang menjadi pokok dan fokus utama kita dalam menciptakan sebuah transportasi yang baru.
    Mungkin di sini kita harus berusaha untuk menarik minat masyarakat. Supaya masyarakat lebih cenderung memilih untuk naik angkutan umum dari pada kendaraan pribadi, khususnya untuk roda dua. Supaya hal ini bisa berjalan dengan baik. Maka yang perlu kita benahi sekarang ialah kenyamanan, keamanan, efisiensi waktu, dan biaya atau cost yang murah.
    Cukup banyak sarana transportasi angkutan darat umum yang tersedia di Jakarta. Tapi, jika dilihat dari sisi kenyamanan, masih belum sepenuhnya terpenuhi. Hal ini bisa kita lihat dari salah satu moda transportasi busway dan kereta listrik. Kenapa busway dan kereta listrik ? karena angkutan ini adalah angkutan yang paling mendominasi di kalangan masyarakat.  Setiap harinya kita bisa melihat terjadinya penumpukan penumpang di setiap halte.
    Saya melihat angkutan busway yang tersedia masih relative kurang dan tidak sebanding dengan kuantitas jumlah pengguna transportasi yang ada. Sehingga akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk satu busway tiba di satu halte. Hal inilah yang mengakibatkan  terjadinya penumpukan penumpang di setiap halte. Kesan inilah yang menjadikan masyarakat untuk lebih memilih naik angkutan pribadi daripada angkutan umum.
    Dan tidak hanya untuk sarana angkutan busway saja yang mengalami penumpukan penumpang. Tapi, angkutan Kereta listrik juga tidak mau kalah bersaing. Angkutan Kereta listrik juga setiap harinya mengalami penumpukan antrian panjang di setiap stasiun. Khususnya pada waktu pagi arah menuju Jakarta kota dan tanah abang sangat padat. Dan sebaliknya pada sore dan malam harinya, arah pulang menuju bekasi dan bogor juga sangat padat. Alasan inilah yang membuat sebagian besar masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi dari pada trasportasi umum.
    Kalau kita melihat dan bertanya apa sih yang menyebabkan terjadinya penumpukan penumpang pada setiap tempat baik itu halte dan stasiun. Maka jawabannya ialah jumlah armada yang tersedia masih relative lebih kecil ketimbang jumlah pengguna yang relative besar.
    Untuk mengatasi hal ini kita tidak perlu menciptakan sebuah sarana transportasi baru, tetapi jumlah armada transportasi saja yang perlu ditingkatkan. Ciptakan kenyamanan dan keamanan dan efisiensi waktu yang ada. Sehingga masyarakat lebih benar-benar merasakan tepat guna transportasi yang ada.
    Selain itu mungkin ada beberapa aturan juga yang perlu kita terapkan. Diantaranya menaikkan pajak kendaraan. Kenapa harus menaikkan pajak kendaraan ?. jika kita melihat perkembangan pasar kendaraan roda dua sekarang. hanya dengan bermodalkan uang muka sebesar lima ratus ribu rupiah atau bahkan tidak sama sekali, dengan angsuran sekitar Rp.500.000-Rp.1000.000/ bulan dan dengan syarat kredit yang mudah. Maka masyarakat bisa memiliki sebuah motor. Hal ini jika di akumulasikan dan dibandingkan dengan biaya transportasi umum maka yang menghasilkan pengeluaran terbesar ada di angkutan tranportasi umum, apalagi beberapa waktu lalu harga Bahan Bakar Minya naik. Maka, sudah pasti biaya angkutan umumpun juga ikut naik. Hal inilah yang menjadikan semua orang untuk lebih memiliki kendaraan umum seperti roda dua.
    Maka dari itu jika pajak kendaraan di naikkan, mungkin sebagian besar orang akan berpikir-pikir jika ingin membeli kendaraan roda dua.
    Saya yakin jika hal ini benar-benar dilakukan dan di jalankan. Cepat atau lambat, perlahan namun pasti. Tingkat kemacetan di Ibu Kota ini bisa segera diatasi. Bukan dengan menambah sarana transportasi. Tapi justru armada yang ada perlu ditingkatkan dan diperhatikan dari segi kualitas, kenyamanan, keamanan, efisiensi waktu dan biaya atau cost yang relativ lebih murah. 

Kesimpulan
Kualitas, kuantitas kendaraan yang tersedia, keamanan, kenyamanan, efisiensi waktu, serta biaya atau cost yang murah adalah salah satu langkah dalam menciptakan dan mewujudkan sarana transportasi baru. Masyarakat tidak melihat seberapa bagus dan mewah suatu transportasi yang ada.
    Tetapi, masyarakat lebih memandang, seberapa besar Transportasi yang ada dapat menciptakan suatu kenyamanan dan tepat guna serta efisiensi waktu dalam mengantarkan mereka, untuk melakukan aktifitas di daerah Ibu Kota Jakarta ini.

Saran
Untuk menciptakan suatu tatanan kota yang bebas dari kemacetan. Maka, ada beberapa langkah yang harus dilakukan. Diantaranya :

1.      Tingkatkan jumlah armada transportasi yang ada khususnya busway dan Kereta listrik. Karena transportasi ini adalah transportasi yang paling dominan di antara semua orang

2.   Ciptakan keamanan, kenyamanan, efisiensi waktu serta biaya atau cost yang murah. Mengingat sebagian besar masyarakat termasuk dalam golongan menengah kebawah

3.      Tingkatkan pajak kendaraan pribadi dan persulit kredit kendaraan pribadi. Khususnya motor.

4.      Terapkan disiplin berlalu lintas dan melihat tahun kendaraan yang beroperasi

5.      Perlebar jalan dan menertibkan pedagang kaki lima yang menggunakan pinggir jalan untuk berjuanalan.